Once Upon A Time in Hollywood: Drama Industri Hiburan Era 60-an

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 11:43 WIB

Sejak produksinya diumumkan, Once Upon A Time in Hollywood langsung mencuri perhatian. Nama-nama yang terlibat di dalamnya sudah dikangeni penikmat film dunia. Ada Quentin Tarantino di kursi sutradara, lalu Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt sebagai bintangnya.

 

INDUSTRI film Hollywood terus bergerak cepat, meninggalkan Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) di belakang. Dalton adalah mantan bintang acara era 50-an berjudul Bounty Law. Seiring berjalannya waktu, kesuksesannya memudar. Dalton sangat dekat dengan stunt double yang biasa menggantikannya, Cliff Booth (Brad Pitt).

Meski kehidupannya sangat berbeda, Booth terbiasa menemani sang bintang ke mana pun. Dia juga berusaha mengembalikan eksistensi Dalton di dunia hiburan. Akhirnya, Dalton mendapatkan job dari Marvin Schwarz (Al Pacino) dalam sebuah serial koboi.

Dalton memiliki rumah megah di kawasan Benedict Canyon. Rupanya, dia bertetangga dengan sutradara Roman Polanski (Rafal Zawierucha) dan sang istri, Sharon Tate (Margot Robbie), yang baru saja pindah. Tate menjadi korban pembunuhan sadis dari sekte bernama Manson Family. Kisah itu merupakan kisah nyata.

Separo film, penonton disuguhi drama menggelitik perjuangan Dalton dan Booth di industri film. Chemistry bromance antara DiCaprio dan Pitt cucok. Itu merupakan kali pertama keduanya dipertemukan dalam satu film. Namun, DiCaprio maupun Pitt sama-sama pernah membintangi film arahan Tarantino (Django Unchained dan Inglourious Basterds). Karakter yang terinspirasi dari Burt Reynolds dan Hal Needham tersebut tampak benar-benar klop.

’’Mereka telah diberi kebebasan untuk memamerkan kepribadian mereka yang besar. DiCaprio adalah sosok yang tenang dan percaya diri, Pitt sangat mudah tersenyum dan memiliki pesona yang santai. Sangat menyenangkan untuk menonton mereka,’’ komentar Clarisse Loughrey, kolumnis Independent.

Sementara itu, Margot Robbie juga memerankan Sharon Tate dengan sangat apik. Tarantino tidak memberikan terlalu banyak dialog kepada karakter tersebut. Namun, Robbie mampu mengimbanginya dengan gestur yang menarik. Tate adalah sosok yang cantik, ceria, dan baik hati sebelum tragedi pembunuhan itu terjadi. ’’Meskipun alur cerita Sharon sebagian besar tidak terhubung dengan apa terjadi dengan Rick dan Cliff (sampai akhir), jalan dalam hidupnya masih menarik dan tidak menjatuhkan film ini,’’ komentar Chris Agar, kolumnis Screen Rant.

Salah satu scene favorit adalah ketika Tate pergi ke bioskop untuk melihat film The Wrecking Crew yang dibintanginya. ’’Wajahnya bersinar ketika melihat setiap reaksi penonton terhadap komedi awkward Tate di layar,’’ komentar David Rooney, kolumnis Hollywood Reporter.

Tiga karakter tersebut memiliki jalan cerita masing-masing. Namun, hal itulah yang justru membuat film tersebut unik. Berbeda dengan beberapa film Tarantino sebelumnya, film itu tidak banyak menampilkan adegan sadis.

’’(Tiga karakter tersebut) membentuk sebuah mosaik yang menggambarkan era sejarah pop Amerika yang menakjubkan,’’ komentar Ian Freer, kolumnis Empire. Secara keseluruhan, film itu menggambarkan suasana Los Angeles tahun 60-an dengan sempurna. Mobilnya, pakaian, gaya hidup, dan tatanan kota dibuat dengan detail dan mengagumkan. Bahkan, Bruce Lee, aktor laga yang terkenal di era itu pun, muncul dalam film tersebut. Diperankan oleh Mike Moh.

Usaha production designer Barbara Ling, desainer kostum Arianne Phillips, dan sinematografer Robert Richardson berhasil di situ. ’’Film ini sangat sukses dalam misinya membawa penonton kembali ke masa itu,’’ imbuh kolumnis Screen Rant, Chris Agar. (adn/c22/jan)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X