Kaltim, Kepingan Surga yang Terpilih

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 10:22 WIB

Oleh: Bambang Iswanto

Dosen IAIN Samarinda

Perjalanan menggunakan bus dari Samarinda ke Tanah Grogot bukan perjalanan singkat. Perlu waktu tempuh sekitar delapan jam. Dalam rangka mengikuti rangkaian kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran, perjalanan panjang harus saya jalani. Kabupaten Paser menjadi tuan rumah MTQ ke-41 tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

Awalnya, tidak tebersit untuk memerhatikan dan mengamati kiri-kanan jalan, sebelum ada salah seorang anggota rombongan dalam bus berseloroh,"Siap-siap kita melakukan perjalanan menuju ibu kota negara"!

Gurauannya mendapatkan respons senyuman dari sebagian besar anggota rombongan. Gurauan renyah ini ternyata membuat saya lebih sadar betapa hebatnya Kaltim.

Pasti ada nilai lebih dibanding nominasi-nominasi lain; Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Tidak mungkin Kaltim terpilih jika tidak "sakti". Sembari mencoba mencari jawaban tentang kesaktian Kaltim, bus yang saya tumpangi tepat di Jembatan Mahakam.

Terhampar pemandangan Sungai Mahakam yang lebar. Konvoi kapal tongkang yang penuh gundukan batu bara melintas perlahan. Pemandangan ini rutin setiap pagi sampai sore selalu terjadi.

Menyaksikan pemandangan konvoi batu bara yang mengular, hanya satu kalimat yang ada dalam benak saya, Kaltim memang kaya. Isi perut buminya dalam bentuk emas hitam setiap hari dijual ke luar negeri. Entah berapa pundi duit yang sudah dihasilkan.

Ada yang pernah menghitung secara kasar, berapa batu bara yang diekspor keluar Kaltim. Katanya, ada kurang lebih 60-an kapal tongkang yang keluar membawa komoditas ini. Jika dipukul rata, satu angkutan mengangkut 10 ribu metrik ton batu bara, dalam seharinya kurang lebih 600 ribu metrik ton dijual keluar Kaltim.

Dalam setahun, tinggal mengalikan 365 hari dengan 600 ribu metrik ton. Kemudian tinggal dikalikan dengan kurs dolar. Sebesar itulah, kisaran emas hitam milik Kaltim yang terjual. Ini baru satu komoditas, batu bara. Belum lagi berbicara kelapa sawit dan komoditas ekspor lain.

Deskripsi di atas menggambarkan bahwa Kaltim kaya raya. Namun, saya haqqul yaqin bahwa kayanya sumber daya alam, bukan menjadi alasan diumumkannya Kaltim sebagai ibu kota negara yang baru.

Beberapa provinsi di Sumatra dan Papua tidak kalah kaya. Ada faktor penentu lain yang menjadikan Kaltim terpilih sebagai ibu kota negara. Terpilihnya Bumi Etam bukan hitungan satu malam. Perlu kajian bertahun-tahun sebelum diketuk palu. Bappenas perlu kerja lama menghitung maslahat dan mafsadat, sebelum akhirnya mengajukan ke presiden untuk ditentukan.

Ketika mengumumkan Kaltim sebagai provinsi yang dipilih menjadi ibu kota negara pengganti Jakarta, Presiden Joko Widodo mengemukakan alasan-alasan rasional. Jokowi menunjukkan "kesaktian" Kaltim yang tidak dimiliki provinsi lain.

Pertama, risiko bencana minimal. Titik rencana ibu kota tidak memiliki riwayat bencana alam yang besar seperti banjir, gempa, tsunami, dan tanah longsor.

Kedua, lokasi yang sangat strategis. Hampir tepat di tengah wilayah Indonesia. Serta dekat dengan dua kota yang sudah berkembang; Samarinda dan Balikpapan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X