Kuas yang sudah dilumuri warna itu jatuh tepat dikelopak matanya. Syifa duduk tenang kala ibunya merias wajahnya. Talentanya terlihat dari kemampuannya mengejar teman-teman lain yang sudah berlatih sejak dini. Padahal, dia belum lama menekuni dunia dansa.
GADIS yang baru-baru saja berumur 17 tahun itu mengaku suka menari sejak kecil. Awal 2018, Fayza As-Syifa mulai tertarik mengikuti dansa. "Saya dulu ikut Tari Massal buat HUT Kaltim. Nah, kebetulan waktu dan latihan tempatnya barengan sama anak dansa. Kok menarik," ucapnya Syifa kepada Kaltim Post.
Tidak lama berlatih di bawah naungan Rafael Studio, dia dipilih oleh coach-nya untuk mengikuti Lombok Open Internasional Dance Championship. Pada ajang tersebut, Syifa berhasil meraih juara 3 kategori Synchronize Latin Cha Cha dan Jive, (lihat grafis).
Dia mengaku dansa America Latin harus ahli lima dansanya. Yaitu, Cha Cha Cha, Samba, Rumba, Paso Doble, dan Jive. "Awalnya agak sulit, banyak teknik dan basic yang harus dipelajari. Juga, setiap lima dansa America Latin itu punya basic yang berbeda," jelasnya.
Gadis yang sekarang duduk di kelas 12, SMA 3 Samarinda, itu giat berlatih pada waktu senggangnya. Sriyuliati, ibu Syifa, memberi dukungan penuh kegiatan yang ditekuni anak semata wayangnya itu.
"Syifa itu anaknya kalem sih di rumah, kalau sudah nari lincah dia. Dansa ok, tapi sekolah jangan dilewatkan," ucapnya mendampingi Syifa.
Syifa bersama empat kawan dansanya membentuk grup dance cover, Februari lalu, bernama Puella Pemora. Grup itu akan mengikuti lomba di internal sekolah. Rencananya, menarikan Dalla Dalla dari ITZY.
Dia menambahkan, walaupun saat Pra-PON 16 Agustus lalu pada kategori solo line, hanya mampu sampai di semifinal. Hal tersebut tidak mematahkan semangatnya, karena selang dua hari kemudian, saat Indonesia Open Internasional Dance Championship, Syifa berhasil membawa pulang medali juara 3 Solo Latin Cha Cha, dan masing-masing juara 4 untuk Solo Latin Samba dan Jive.
Syifa memang belum mendapati peringkat pertama, namun hal itulah yang membuatnya terus berlatih. Dia juga mendukung teman-teman yang berminat memulai dansa. “Semoga ke depan semua pedansa pemula selalu tekun berlatih dan dapat membanggakan Kaltim. Intinya semua itu dilakukan dari hati dan niat,” tutupnya. (*/yui/dns/k8)