Jamaah Haji Asal Balikpapan Tiba 30 Agustus

- Senin, 26 Agustus 2019 | 12:03 WIB

BALIKPAPAN–Rangkaian ibadah haji di Tanah Suci telah selesai, jamaah Kloter 1 Embarkasi Balikpapan pun bersiap pulang. Mereka akan tiba di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, Jumat (30/8).

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Balikpapan Sofyan Noor mengatakan, kloter 1 itu berisikan 454 jamaah yang semuanya dari Balikpapan. Setelah itu, Minggu (15/9), giliran kloter 15 yang tiba. Kloter 15 itu merupakan gabungan jamaah dari Kaltara dan beberapa daerah di Kaltim yaitu Balikpapan, Bontang, Kutim, Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU).

Sofyan menuturkan, pihaknya beserta panitia di Arab Saudi terus memproses pemulangan jamaah haji kloter 1. Termasuk penghitungan koper, karena jamaah berangkat dari Jeddah pukul 20.20 waktu setempat dan diperkirakan tiba di Balikpapan pukul 11.40 Wita.

Berkaca dari kejadian dikembalikannya 150 koper jamaah asal Surabaya, Sofyan meminta jamaah agar tidak berupaya menyembunyikan air zamzam di koper. Pihaknya juga telah menyosialisasikan masalah tersebut kepada jamaah. “Serapi apapun disembunyikan, biar ditutupi sejadah atau pembungkus lain, tetap akan terlihat dengan pendeteksi x-ray,” ujarnya.

Selain itu, Sofyan berpesan para keluarga yang menyambut jamaah tidak terlalu banyak atau membawa sanak-keluarga hingga tetangga secara berlebihan. “Keluarga silakan menunggu di rumah. Sebaiknya hanya 2–3 orang. Karena dengan banyaknya penjemput, otomatis area embarkasi akan padat dan menyebabkan kemacetan,” pinta dia. 

Selama masa pemberangkatan, ucap dia, secara keseluruhan pelaksanaan layanan dari semua bidang PPIH sudah berjalan baik dan tanpa kendala berarti. Dia menuturkan, pelayanan dari Angkasa Pura secara umum sudah baik. Keterlambatan hanya terjadi pada Kloter 11 karena alasan teknis dari pesawat.

Sementara itu, maskapai Garuda Indonesia melaporkan bahwa terkait waktu dan teknis pemberangkatan sudah mencapai 96 persen, atau nyaris sempurna. Proses boarding dilakukan kurang dari satu jam, jauh lebih cepat dibanding tahun sebelumnya yang memakan waktu hampir 2 jam.

Dari bidang layanan lain pun menyampaikan laporan yang hampir sama, yakni berjalan baik dan lancar. “Perbaikan terus dilakukan agar ke depan pelayanan ibadah haji di Embarkasi Balikpapan semakin baik. Nantinya juga ada penambahan asrama baru di Balikpapan bagi jamaah,” papar Sofyan.

PERTAHANKAN SISTEM ZONASI

Sistem penempatan jamaah haji di Makkah berbasis zonasi akan dipertahankan dalam haji tahun 2020. Kementerian Agama (Kemenag) menilai program ini berjalan dengan baik. Meski begitu ada sejumlah aspek penerapan zonasi yang perlu diperkuat.

Kepastian sistem zonasi bakal dilanjutkan itu disampaikan Sekjen Kemenag M Nur Kholis. Kemarin (25/8), dia mengunjungi sejumlah sektor pemondokan jamaah haji Indonesia di Makkah. “Jamaah menjadi jauh lebih nyaman. Karena digabungkan dengan jamaah lain dari daerah asal,” katanya.

Di antaranya, wilayah Mahbasjin, Makkah, dihuni oleh jamaah dari Embarkasi Surabaya (SUB). Menurut Kholis sistem zonasi ini juga bisa mempermudah petugas haji menangani jamaah yang tersasar atau terpisah dari rombongannya. Petugas lebih mudah mendeteksi lokasi hotel berdasarkan daerah asal jamaah haji.

Selain itu sistem zonasi ini mempermudah penerapan katering dengan cita rasa daerah setempat. Jamaah dari Embarkasi Surabaya, contohnya, mendapatkan menu katering rawon dan ayam geprek pada hari-hari tertentu. Kemudian, jamaah dari Sulawesi mendapatkan olahan ayam goreng bumbu rica-rica. Sementara jamaah dari Embarkasi Solo (SOC) mendapatkan menu olahan tempe bacem.

Kholis menuturkan karena masih tahun pertama, tentu implementasi zonasi belum sempurna. Apalagi penempatan jamaah dan kapasitas hotel masih berbasis sektor. Dalam satu sektor ada sejumlah hotel. Dia berharap, tahun depan implementasi zonasi sudah berbasis data kapasitas di setiap hotel.

Dengan data berbasis kapasitas setiap hotel, bisa mencegah ada rombongan yang terpisah. “(Satu rombongan) Ada yang lantai satu dan ada yang lantai 10,” katanya. Kejadian seperti ini bisa merepotkan petugas. Misalnya saat mengantar katering. Petugas harus ke lantai satu dan sepuluh untuk mengantar katering. Belum lagi jika saat bersamaan lift sedang dipadati jamaah.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X