SANGATTA–Masalah pemerataan pendidikan masih menjadi PR, terlebih tenaga pendidik di sekolah pelosok Kutim masih tergolong minim.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kutai Timur (Kutim) Roma Malau menyampaikan, saat ini jumlah tenaga pengajar di Kutim masih jauh dari kuota yang diharapkan, khususnya untuk sekolah di pelosok.
Untuk diketahui, jumlah guru di Kutim baru mencapai 2.350 orang. Padahal, kebutuhan yang sesuai dengan rombongan belajar (rombel) dan mata pelajaran (mapel) diperkirakan 3.000 pengajar.
"Kami akan mengupayakan lebih giat, misalnya pemetaan guru yang notabenenya sarjana pendidikan (SPd), akan dikembalikan ke sekolah, begitu juga yang di unit pelaksana teknis (UPT), yang juga berlatar belakang guru, akan kami kembalikan ke sekolah, sesuai dengan tupoksinya masing-masing," ujarnya saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Upaya lain dia lakukan, yakni berkoordinasi dengan BKPP, dia mengajukan formasi guru diperbanyak. Namun, dia diberi setengah dari pengajuan.
Kekurangan guru ternyata tidak hanya terjadi di pelosok saja, tapi juga dibutuhkan di sejumlah sekolah di Sangatta Utara. Jadi, solusi pengembalian guru bergelar SPd ke sekolah menjadi solusi alternatif.
"Kurangnya tenaga guru ini, kami lihat dari jumlah rombel dan mapelnya sekarang saja sudah banyak, tidak mungkin guru tematik kami alihkan ke PKN. Itulah sebabnya, Kutim masih kekurangan tenaga guru," katanya. Dia berharap, penerimaan guru ke depannya bisa lebih maksimal. Sebab, satu sekolah saja menurutnya membutuhkan dengan jumlah banyak. (*/la/ypl/k8)