Saran Minta Bantuan China Selamatkan BPJS Kesehatan Dikritik Keras, Ini Penjelasan Luhut

- Senin, 26 Agustus 2019 | 00:37 WIB

Saran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mendadak menuai polemik. Dikutip dari pojoksatu.id, Luhut menyarankan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggandeng sebuah perusahaan asuransi asal China, Ping An untuk mengatasi defisit.

Terkait polemik yang sudah ditimbulkannya, Luhut pun angkat bicara dan menyampaikan penjelasannya. Luhut menceritakan, ketertarikannya dengan perusahaan asuransi negeri Tirai Bambu itu usai bertemu salah satu pemimpin Ping An Insurance bulan lalu.

Demikian disampaikan Luhut melalui keterangan tertulisnya, Minggu (25/8/2019). “Dari perbincangan tersebut terungkap perusahaan asuransi berbasis daring ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan telah sukses membantu efiensi bisnis mereka,” katanya.

Ia mengungkap, bahwa Ping An menjadi pelopor layanan kesehatan berbasis teknologi di negara tersebut. “Perusahaan publik ini memelopori penggunaan sistem manajemen kesehatan berbasis teknologi di 282 kota di China,” lanjutnya.

Dari keterangan yang ia dapat, layanan Ping An telah dimanfaatkan lebih dari 403 juta orang. Ia pun menegaskan bahwa perbantuan asuransi asing terhadap BPJS baru sebatas saran dan belum ada kesepakatan kerja sama antara keduanya.

“Mereka juga memberikan saran yang bisa dilakukan oleh BPJS untuk mengatasi defisitnya yang diperkirakan mencapai Rp28,4 triliun,” ujar anak buah Presiden Joko Widodo itu. Di sisi lain, ia sadar bahwa permasalahan devisit BPJS yang memiliki jumlah peserta sebanyak 222 juta orang ini bukanlah kewenangannya sebagai Menko Kemaritiman.

Namun sebagai waga negara, ia berharap masalah BPJS bisa segera diselesaikan meski harus melibatkan pihak asing. Untuk diketahui, Ping An merupakan sebuah grup yang mengelola jasa keuangan pada tiga divisi, yaitu asuransi, investasi, dan perbankan.

Dengan tiga divisi yang dikelolanya itu, aset Ping An kini sudah mencapai 1,3 triliun dolar AS. Ping An Insurance bahkan merupakan perusahaan asuransi terbesar di Cina dengan kapitalisasi pasar sebesar 230 miliar dolar AS.

Sebelumya, saran tersebut mendapat kritik pedas mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu. Dia mempertanyakan sikap pemerintah yang selalu menjadikan China sebagai solusi semua masalah.

Sebab, mulai dari kereta api cepat, listrik, garuda, BPJS, hingga tenaga kerja, semua meminta bantuan dari China untuk mengatasinya. “Bagi Pak Menko Maritim, sepertinya setiap masalah yang dihadapi bangsa solusinya hanya satu, yaitu minta ‘bantuan’ dari China,” “Sudah nyerah sehingga semua minta ke China?” sindirnya dengan nada satir dalam akun Twitter pribadi, Sabtu (24/8).

Said menduga Luhut telah kecanduan dengan China. Sehingga negeri komunis di bawah pimpinan Xin Jinping itu menjadi satu-satunya obat dalam mengatasi semua sakit di negeri ini. “Apapun masalah yang dihadapi solusinya adalah serahkan ke China. Itulah resep tunggal Pak Menko,” sambungnya. (jpg/ruh/pojoksatu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X