SANGATTA–Ribuan guru honorer di Kutim dikabarkan pernah mendapat gaji seadanya. Memasuki 2014, pemerintah melakukan inventarisasi dan meningkatkan status mereka secara bertahap. Hingga 2019, diketahui masih sekitar 900 orang belum diangkat menjadi tenaga kerja kontrak daerah (TK2D).
Penggajian para guru tersebut bersumber dari dana biaya operasional sekolah (BOS). Dalam sebulan, guru-guru itu mendapat gaji Rp 400 ribu ditambah insentif. Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kutim Roma menjelaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar yang tersebar di 18 kecamatan se-Kutim.
Mulai guru TK, SD, hingga SMP diperkirakan berjumlah 2.000 orang yang tersebar di 18 kecamatan Kutim dan masih berstatus guru honorer. Bahkan, ada beberapa guru yang mulai mengabdi sejak 2006, namun belum diangkat.
"Memasuki masa kepemimpinan Bupati Ismunandar dan Kasmidi Bulang sebagian guru honorer tersebut langsung dinaikkan statusnya menjadi TK2D," katanya dua hari lalu.
Menurut dia, kualitas pendidikan di Kutim terus meningkat. Dari total dengan yang lain, sekira 1.225 guru mendapatkan SK TK2D. Roma menuturkan, saat ini memang masih terdapat ratusan guru honorer sekolah, namun untuk pengajuannya akan tetap diupayakan agar dapat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Masih 900 orang lebih, dan kemungkinan akan naik lagi. Itu disebabkan adanya penambahan guru dan kelas baru. Tapi kepentingan guru tetap menjadi prioritas kami agar guru-guru tersebut bisa menjadi PPPK," tambahnya.
Selain itu, untuk sekolah yang berstatus filial, dia menambahkan sebagian besar gurunya telah terangkat menjadi TK2D. Selain itu, karena guru yang mengabdi di pedalaman akan menjadi skala prioritas. "Memang yang diutamakan adalah yang di pedalaman dan filial, namun tetap kembali kepada masa kerja mereka," ungkapnya. (*/la/kri/k8)