MTQ Dulu dan Kini

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 11:58 WIB

Oleh: Bambang Iswanto

Dosen IAIN Samarinda

“Gema Musabaqah Tilawatil Quran, Pancaran Ilahi…..” merupakan penggalan awal mars MTQ. Era 80-an, hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia hafal mars tersebut. Jika pun tidak seluruhnya, minimal intro dan potongan awal syairnya.

Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak, akrab dengan lagu ini. Terlebih saat menjelang perhelatan MTQ. TVRI satu-satunya media audio-visual saat itu, menayangkannya berulang-ulang. Tidak ketinggalan pula RRI. Hingga radio-radio non-pemerintah yang turut mengiklankan peristiwa rutin tersebut.

Masyarakat sudah diberi tahu sejak awal tentang kedatangan MTQ. Bukan hanya media massa, umbul-umbul dan spanduk seolah seragam menyambut gegap gempita hajat tersebut. Seluruh jajaran pemerintah dan swasta seakan berlomba menyukseskan penyelenggaraan syiar Alquran ini.

Itu dulu. Beda dengan sekarang. Kehadiran MTQ tidak dirasakan lagi gaung dan gemanya. Tidak ada tayangan iklan di TV, yang menayangkan iklan berulang-ulang. Yang ada hanya serpihan berita kecil. Tenggelam di antara berita artis, berita kepala pemerintahan, dan berita kriminal. Itu pun tersaji saat MTQ sudah usai.

Hampir bisa dipastikan, mayoritas masyarakat belum tahu tentang MTQ, terlebih generasi milenial. Alih-alih hapal mars, bendera, dan logo. Kepanjangan MTQ saja belum tentu banyak yang bisa menjawabnya. Belum lagi jika pertanyaan diteruskan dengan, apa saja yang ada pada penyelenggaraan MTQ.

Coba tanyakan kepada mereka kapan Piala Dunia sepak bola? Negara mana yang menjadi unggulan dan juaranya? Siapa pencetak gol terbanyak? Di negara mana Piala Dunia akan diselenggarakan? Kemungkinan besar mereka bisa menjawab dengan fasih.

Tidak usah pertanyaan yang jauh dari negeri sendiri. Pertanyaan tentang apa itu pekan olahraga nasional (PON) atau pekan olahraga daerah? Kemungkinan besar mereka bisa menjawab dengan fasih. Begitupun jawaban atas event olahraga yang lebih luas seperti SEA Games, Asian Games, dan olimpiade.

Fakta yang paradoks. MTQ sebagai representasi perlombaan yang berdimensi spiritual, ketika disandingkan dengan perlombaan-perlombaan olahraga yang berdimensi fisik dan raga, berjalan tidak seiring. Perlombaan olahraga memiliki gaung yang lebih besar, meriah, dan semarak. Di sisi lain, MTQ seperti tidak bergaung sama sekali. Perbedaannya seperti langit dan sumur.

Yang tahu tentang MTQ hanya panitia, peserta, dewan juri, dan masyarakat seputar arena. Masyarakat luas banyak yang belum tahu perlombaan apa saja yang disajikan. Bagi sebagian yang sudah kenal MTQ, lomba yang ada hanya lomba membaca Alquran dengan berlagu.

Padahal, banyak cabang lomba lain seperti halnya event olahraga umumnya. Jika di pekan olahraga ada renang dengan segala mata cabangnya, atau lari dengan pecahan cabangnya, dan sebagainya, di MTQ, tidak hanya perlombaan membaca Alquran dengan jenis cabangnya. Ada lomba menghafalkan Alquran, menafsirkan Alquran bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Juga mensyarahkan Alquran, menulis indah ayat-ayat Alquran, memahami Alquran, serta menulis makalah tentang kandungan Alquran.

Membandingkan perlombaan fisik dan perlombaan non-fisik, menarik untuk mencari tahu penyebab perbedaan gema dan gaungnya. Serta penyebab MTQ kalah pamor dari lomba olahraga. Apakah karena faktor kurangnya perhatian dan dukungan dari pihak terkait? Atau memang masyarakat tidak tertarik dengan hal yang berkaitan Alquran.

Pertanyaan tentang apakah kurang dukungan dari pihak terkait, jawabannya sangat mungkin iya. Secara kasatmata, terlihat keberpihakan anggaran yang tidak seimbang antara MTQ dan lomba olahraga.

Lomba olahraga anggaran diketuk dengan angka yang jauh melampaui anggaran MTQ. Imbasnya, event olahraga tampak sekali kemeriahannya. Dari sosialisasi sampai pelaksanaan. Iklan mentereng, perbaikan infrastruktur tidak hanya terkait arena, tetapi sekitar arena juga menjadi lahan perbaikan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X