Balada Sekolah Menumpang, Dua SMP Negeri Diresmikan Tanpa Gedung

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 11:54 WIB

Angin sepoi-sepoi membelai wajah guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) 48 Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda Utara. Lima guru terlihat bercengkerama di selasar kelas lantaran tidak punya ruangan guru. Sekolahnya pun menumpang di SD 016.

 

PUKUL 12.30 Wita, riuhnya teriakan siswa SD 016 membuat suasana semakin gaduh, ditambah lagi murid SMP 48 yang baru saja datang. Sebanyak 87 siswa yang mendaftarkan diri ke sekolah yang baru diresmikan pada tahun ajaran 2019–2020.

“Sekolah ini merupakan permintaan warga jadi pemerintah kota melalui Disdik membentuk SMP 48 ini,” jelas Kepala SMP 48 Yunianto.

SMP yang baru saja diresmikan itu menumpang di SD 016 dan diberikan tiga ruangan. Ketiga ruangan tersebut digunakan untuk tempat mengajar. Sedangkan guru harus menerima nasib. Beraktivitas di selasar bangunan.

Debu yang terbawa angin sudah tidak jarang hinggap di wajah mereka. Belum lagi jika hujan menerpa. Mereka harus membawa berkas masuk ke kelas. “Yang penting anak-anak belajar dengan nyaman,” jelasnya.

Tiga ruang yang dipinjamkan diisi oleh 27 siswa per kelas. Pembelajaran yang dimulai pukul 14.00 Wita, diakhiri pada 18.00 Wita.

Sementara itu, guru yang mengajar sebanyak 11 orang. Lima guru dari pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan enam guru honorer. “Sudah dua bulan ini kami tidak membayar guru honor,” ujarnya.

Hal yang sama dirasakan Siti Halimah, kepala SMP 46, Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Sekolahnya juga terbentuk karena sistem zonasi. Sebelumnya, pihak sekolah dan Disdik telah melakukan penjajakan di dua sekolah yang berada di sekitar Kecamatan Sungai Keledang yaitu SD 012 dan 03. “Kedua sekolah itu pake sif siang juga, jadi SD 001 yang dapat memberi ruang,” tuturnya.

Sebanyak 30 siswa mendaftarkan diri pada PPDB 15 Juni kemarin dengan menggunakan zonasi Sungai Keledang. SMP Negeri 46 memiliki 10 guru dengan status pegawai negeri. “Kami tidak dibolehkan menerima yang honor,” ucapnya.

Halimah juga menyatakan, keperluan sekolah selama dua bulan terakhir merupakan dana iuran wali murid dan pihak guru. “Kalau alat-alat kantor kami bawa dari rumah. Buku pelajaran juga. Untung guru di sini kerjanya double,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin menyebut, pembangunan sekolah akan menjadi prioritas utama. Sebab, ada beberapa SMP yang belum mempunyai gedung sendiri. "Tahun depan, kami usulkan. Yang jelas, kami akan tetap prioritas kedua sekolah tersebut," ucapnya. (*/zaa/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X