45 Tembakan Meriam di Amborawang

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 11:03 WIB

BALIKPAPAN—Suara ledakan dari ujung laras meriam howitzer 105 mm terdengar hingga puluhan kilometer. Bergantian, sejak pukul 09.00-14.00 Wita, sebanyak 45 unit amunisi ditembakkan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Amborawang.

Melontarkan 3 amunisi asap sebagai penanda, serta 42 amunisi brisan. Brisan dapat mematikan/menghancurkan dengan jarak 100 meter, dan hulu ledak amunisi mencapai radius 300 meter.

Pada latihan yang dilakukan anggota Yon Artileri Medan (Armed) 18/ Komposit, Kamis (22/8), tampak 6 unit meriam 105 mm.

Latihan menembak senjata berat tersebut diungkapkan, Komandan Yon Armed 18/Komposit Kodam VI/Mulawarman Mayor Arm Ari Priyudono rutin digelar. Setiap Agustus ataupun September. Membatasi jarak tembak, amunisi hanya dilontarkan hingga jarak 8 kilometer.

“Meriam digunakan untuk melumpuhkan objek, sehingga satuan dapat mengusai sasaran yang dituju. Bukan hanya sekadar simulasi. Dengan latihan secara nyata ini maka prajurit dapat siap melaksanakannya ketika dibutuhkan. Karena Armed 18/Komposit merupakan satuan pendukung tembak yang memiliki peran penting,” ucap Ari.

Mengingat dampak dan radius tembak, ia pun meminta air navigation agar tidak ada pesawat yang melintas di sekitar area latihan.

“Pasti ada tantangan, menggunakan meriam 105 mm ini prajurit harus tepat dalam memperhitungkan jarak dan kecepatan angin maupun cuaca,” imbuhnya.

Kerap digunakan sejak Perang Dunia II, meriam 105 mm merupakan jenis meriam tarik (towed) dengan dua roda, yang ditarik menggunakan truk.

Soal kemampuan, meriam buatan Amerika ini dapat menerjang target sampai jarak 11-13 kilometer dengan kecepatan proyektil 472 meter per detik. Untuk keperluan membidik target, laras meriam ini dapat digerakkan dengan sudut elevasi mulai dari -5 sampai maksimum 66 derajat.

Meriam diawaki delapan personel. Pengoperasiannya butuh dua awak untuk mengubah arah meriam, prajurit awak penembak di kiri memutar roda untuk mengubah arah horizontal. Sementara prajurit di kanan sebagai asisten penembak memutar roda untuk mengubah elevasi vertikal moncong meriam. Satu prajurit lagi bertugas sebagai pengarah dan membidik melalui teleskop.

Ari juga menambahkan, Armed 18/Komposit sebenarnya memiliki meriam canggih buatan Korea Selatan. Howitzer 155 mm KH-179, yang punya jarak tembak efektif 30 kilometer. Bukan hanya amunisi brisan, ia mengatakan terdapat amunisi lain lebih mematikan dari brisan, yakni amunisi antitank yang mampu menembus kendaraan lapis baja, lalu meledak di dalamnya. “Sengaja tidak digunakan karena berbahaya dan jumlahnya terbatas,” tutupnya. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X