Kurangnya Budaya Membuat Karya Ilmiah, Guru Susah Naik Pangkat

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 12:22 WIB

Minat guru dalam membuat karya ilmiah di Kabupaten Kutai Timur masih tergolong sangat minim. Hal itu disebabkan belum membudayanya kebiasaan itu di daerah-daerah.

 

SANGATTA–Sebagian besar jenjang guru berakhir hanya di golongan IV B, dan belum ditemui ada guru yang sampai jenjang IV C. Jadi, 50 guru di tiga kecamatan pedalaman, diberi pelatihan karya ilmiah. 

Plt Kadisdik Kutim Roma Malau menuturkan, minimnya minat guru untuk membuat karya ilmiah disebabkan tidak adanya bimbingan dan arahan. Atas dasar itu, dia berupaya merangkul guru untuk diberi arahan. Tentunya agar mutu tenaga pengajar meningkat. Padahal, itu sudah dilakukan sejak 2017. "Saya menggandeng perusahaan yang dekat dengan Kaliorang, Kaubun, dan Karangan, yakni PT Indexim. Akhirnya, mereka memberi pelatihan ini. Karena miris, ada guru yang tidak paham membuat karya ilmiah dan 12 tahun tidak bisa naik pangkat," ungkapnya dalam workshop pendidikan, (21/8). 

Dia berharap, perusahaan lain dapat mencontoh dan memberi bantuan untuk membangun pendidikan di Kutim. Pasalnya, setelah membuat karya tulis, masih ada mekanisme lain yang menjadi kendala, yakni belum adanya jurnal dari guru. 

“Semoga tidak sekadar pelatihan, tapi juga pembangunan bantuan laboratorium untuk anak-anak di pedalaman, dan bisa terealisasi secepatnya," harap dia. 

Seperti yang diungkapkan Prof Dr Drs Tatang Herman M Ed, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, saat menyambangi Sangatta kemarin. Menurut dia, produktivitas guru untuk menulis masih sangat rendah. 

"Permasalahan guru itu banyak kesulitan untuk naik jenjang karier karena kesusahan membuat karya tulis ilmiah," katanya. 

Karena kesibukan guru yang lebih fokus berkegiatan di dalam kelas, membuat mayoritas tenaga pengajar sekolah dasar (SD) tidak memikirkan untuk melakukan penelitian. "Apalagi guru SD, mereka sibuk mengajar. Sehingga tidak fokus mengurus karya ilmiah. Makanya susah naik golongan," katanya. 

Dia menginginkan, guru di Kutim berkembang setelah mendapatkan materi penyusunan karya ilmiah dan mampu memublikasikan jurnal. 

Kepala Departemen CSR PT Indexim Yakobus Stefanus Muda berharap, kualitas tenaga pendidik di Kutim lebih maju. "Ini tugas dan tanggung jawab perusahaan, salah satu parameternya meningkatkan kualitas guru yang ada di sekitar kami. Harapannya mampu membuat karya tulis ilmiah. Nanti kami lombakan dan mereka wajib selain peserta umum," ungkapnya. 

Penyebab lain, yang menjadi alasan sulitnya guru naik golongan, dipengaruhi belum terbiasa membuat karya ilmiah non-skripsi. Keterbatasan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan jaringan internet. Hal itu dilontarkan oleh Rini Susilowati, UPT Pendidikan Kaliorang.

"Susah mengurus apa-apa, untuk naik golongan itu banyak mekanismenya. Kalau terhambat internet juga tidak bisa apa-apa. Kami hanya berharap pada sistem offline. Semoga ke depannya semakin baik," tegasnya. (*/la/*/dra/k8)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X