Siapa yang tidak tahu akar bajakah. Tanaman yang merambat dan hanya tumbuh liar di hutan Kalimantan itu, mendadak jadi perbincangan banyak orang. Disebut dapat menyembuhkan dan membunuh sel kanker. Dunia internasional mengakui fungsi tanaman itu setelah tiga pelajar dari Kalimantan Tengah (Kalteng) memeroleh medali emas dalam ajang World Invention Creativity Olimpic (WICO) di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
MUHAMMAD YODIQ
Sebelum diikutsertakan dalam ajang tersebut, bajakah lebih dulu diolah secara sederhana. Bahkan, uji laboratorium resmi terhadap kandungannya dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Uji laboratorium menyimpulkan bahwa bajakah memiliki kandungan antioksidan ribuan kali lipat jika dibandingkan dengan jenis tanaman lain.
Ada pula beragam zat yang berperan penting dalam membunuh sel kanker. Zat-zat tersebut di antaranya adalah saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, tepenoid, dan senyawa fitokimia. Mengenai fitokimia atau fitonutrien, senyawa ini ternyata memiliki beragam fungsi bagi kesehatan. Sebagai antioksidan, memaksimalkan kerja sistem imun, memenuhi kebutuhan vitamin A, mematikan sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, dan mendetoksifikasi senyawa karsinogen.
Manfaat yang sangat banyak tersebut membuat orang berlomba-lomba mendapatkannya. Kendati demikian, penemuan tersebut memiliki tuah tersendiri bagi warga Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Ya, tanaman tersebut ternyata juga tumbuh di salah satu hutan milik pemkab. Bahkan, Bupati PPU Abdul Ghafur Masud (AGM) rela memasuki hutan belantara di PPU hingga berjam-jam hanya untuk membuktikan informasi warga yang mengaku menemukan tanaman mujarab itu.
Menempuh jalan terjal, AGM tampak berkali-kali mengayunkan parang yang dibawanya kepada pepohonan kecil, untuk membuka jalan. Tepat empat jam lebih perjalanan, rasa lega tersirat dari wajahnya. Ya, tanaman tersebut berada tepat di depan matanya. Melihat bentuk tanaman sama dengan yang ditemukan pelajar asal Kalteng, tanpa pikir panjang AGM menebas bagian akar tersebut kemudian meminum airnya untuk melepas dahaga dan penatnya.
“Alhamdulillah tanah PPU diberkahi, sehingga dapat ditemukan tanaman bajakah,” ujar AGM.
Dia memastikan, akan membudidayakan tanaman tersebut dengan membuat hutan kota. Jadi, ketika masyarakat ada keperluan, boleh datang dan mengambil seperlunya. Bahkan, dia akan menyediakan pengelola agar dapat dimanfaatkan secara gratis. “Ini dari alam, masyarakat tidak perlu bayar. Kalau keperluannya sekarang, bisa berkoordinasi dengan Ibu Helena dari Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informasi),” imbuh dia.
Masyarakat pun diimbau untuk menjaga kelestarian bajakah yang dikenal dapat menyembuhkan kanker dan tumor. “Jangan asal membuka lahan dan membakar hutan. Hutan memberikan manfaatkan yang sangat banyak untuk kehidupan,” sarannya.
Selain itu, warga juga diminta memerhatikan betul-betul apabila ingin membuka lahan untuk keperluan pribadi. Sehingga, kelestarian tanaman bajakah maupun tanaman lainnya yang bermanfaat untuk tubuh dapat dilestarikan. “Jadi, dapat digunakan untuk kepentingan umum,” tutup dia. (dq)