Penulis Tiga Buku yang Keluar-Masuk Hutan Papua

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 12:06 WIB

Komando Distrik Militer (Kodim) 0906/Tenggarong kini punya nakhoda baru. Namanya Letkol Inf Charles Alling. Resmi menjabat sejak Selasa (20/8). 

 

LETKOL Inf Alling, begitu dia disapa. Lama bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sejak 2002, alumnus Akmil 2001 itu bergabung di Satuan 81 Kopassus (Penanggulangan Teror). Alling pernah bertugas sebagai komandan unit, perwira latihan, perwira operasi, komandan tim, wadanden, komandan detasemen, hingga wadanyon 811.

Tak hanya di dalam negeri, untuk meningkatkan keahliannya, suami dari Cynthia Angeline Tambayong itu belajar ke luar negeri. Dia meraih gelar master di Australia National University (ANU) 2015 silam. Alling memperoleh beasiswa dari program Indonesia Presidential Scholarship (IPS) yang diiniasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dirinya mengikuti pendidikan sekolah komando dan staf (Sesko) di Negeri Kanguru.

“Lulus dari Australia kembali berdinas di Kopassus sebagai Pabandya Lat ops Kopassus, sebelum akhirnya dipromosikan sebagai Komandan Batalyon-32 Grup 3 Kopassus pada 26 Oktober 2016,” ungkapnya kepada Kaltim Post. Pengalaman Alling di medan perang tak perlu diragukan lagi. Perwira TNI kelahiran Surabaya, 19 Mei 1980 ini, pernah ditugaskan di pelbagai medan.

“Perwira staf J-7 UNIFIL (Lebanon) 2013 dan di Papua sebanyak tiga kali,” sambungnya. Di sana, Alling membantu mengawasi Papua dan mengamankan masyarakat sekitar dari intimidasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau yang lazim pula disebut dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). 

Puncaknya, dia terlibat dalam keberhasilan Operasi Pembebasan Sandera di Tembagapura 2017 lalu. Yang akhirnya mendapat anugerah Pisau Komando Perak (penghargaan tertinggi prajurit Kopassus). “Memang jadi kebanggaan tersendiri tentunya. Tapi pada umumnya, mengabdi demi negara adalah yang utama,” ujarnya saat diwawancara harian ini kemarin (21/8).

Sebagai Komandan Satgas Nanggala di Papua, ayah dari Gavin Alling membawahi prajurit yang terjun ke lapangan untuk menekan pergerakan KKSB. “Harus ada keahlian khusus. Papua itu ‘kan dominan hutan dan pegunungan, termasuk cuaca dingin dan medan yang curam itu. Pintar berstrategi,” tambahnya. 

Lanjut dia, dirinya memiliki tanggung jawab moral dan moril setiap kali memimpin sebuah satuan. “Morilnya tentu membuat pasukan selalu siap terjun ke lapangan kapan pun dibutuhkan, termasuk memerhatikan kesejahteraan mereka,” jelasnya. Sedangkan tanggung jawab moral, harus jadi pemimpin yang bisa terus memberikan motivasi dan teladan kepada pasukan.

Atas dedikasinya selama ini, Alling meraih beberapa tanda jasa. 

Di antaranya Dharma Nusa, Kesetiaan VIII, Kesatria Yudha, UN Medal, Lebanon Armed Forces, Canti Darma, dan Kesetiaan XVI. Selama menjabat sebagai seorang komandan, Alling selalu memikirkan para prajurit yang bertugas di medan pertempuran. “Mereka itu berkorban jiwa dan raga demi negara, makanya saya harus berpikir keras untuk merencanakan setiap langkah yang akan dilakukan,” lanjutnya.

Kepeduliannya tak sebatas itu. Kesejahteraan keluarga prajurit yang ditinggalkan bertugas ikut jadi perhatian. Kedekatan emosional diakuinya bisa memberikan suntikan motivasi kepada prajurit ketika mereka bertugas di lapangan. Mantan Dansat Intel Kopassus ini menyebutkan, ada tiga tujuan utama yang dianggap sebagai platform. Dia menyebutkan trinity pillars teritorial. Tiga poin itu mengedepankan sinergi yang mengawaki seluruh stake holders musyawarah pimpinan daerah (muspida).

Baginya, sinergi kunci pembangunan wilayah secara komprehensif. Selanjutnya, kehadiran kodim di tengah-tengah masyarakat harus menjadi solusi setiap kesulitan dan kendala yang dialami. Dan terakhir mengangkat kearifan lokal yang ada sebagai manifestasi untuk menciptakan kedekatan dengan masyarakat.

“Ketiga itu jadi pedoman saya dalam bekerja,” tegasnya. 

Bagi Letkol Inf Alling, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi (3K) adalah unsur terpenting dalam menjalankan tugas. “Dari sana akan terwujud sinergisitas,” tambah perwira yang pernah pula menempuh pendidikan di NATO School Jerman pada 2012 atas rekomendasi PBB ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X