Polri Buru Kelompok Penghasut Papua

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 12:04 WIB

JAYAPURA–Aksi massa di Papua diduga ditunggangi kelompok separatis. Indikasi itu terlihat dari aksi massa di Timika, Kabupaten Mimika, kemarin (21/8). Mereka tidak hanya menyuarakan protes terhadap dugaan persekusi di Surabaya dan Malang. Massa juga menuntut diadakan referendum.

Aksi massa tersebut diawali sekitar pukul 08.00 WIT. Menurut Cenderawasih Pos, aksi yang diikuti sekitar 4 ribu orang itu semula berjalan aman dan tertib. Sebanyak 600 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk memantau unjuk rasa.

Demonstrasi dimulai dari Lapangan Timika Indah, lalu pindah ke Kantor DPRD Mimika. Saat unjuk rasa berlangsung di kantor DPRD, tiba-tiba ada warga yang melempar ke aparat keamanan. Sebagian yang lain melempari pintu masuk Kantor DPRD Mimika. “Kami terpaksa membubarkan massa dengan melepaskan gas air mata,” kata Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto.

Suasana makin panas. Massa melempari polisi dengan batu. Lemparan batu juga memecahkan kaca Hotel Grand Mozza dan merusak dua kendaraan milik Polres Mimika. Beberapa rumah dan kios milik warga juga dirusak. Polisi akhirnya bertindak tegas.

Sebanyak 45 pengunjuk rasa dibekuk. Mereka diamankan atas dugaan perusakan serta membawa atribut Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan bendera bintang kejora. Polisi menduga mereka simpatisan organisasi KNPB dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

Agung menerangkan, 45 orang tersebut diamankan di dua lokasi. Sebanyak 15 orang diamankan setelah mengancam pemilik bengkel yang menolak menjual ban bekas. Sedangkan 30 orang lainnya diamankan seusai aksi perusakan Hotel Grand Mozza dan sejumlah kendaraan di sekitar Kantor DPRD Mimika.

”Ban bekas tersebut rencananya dibakar dalam aksi demonstrasi di Mimika,” ucap Agung. Kapolres juga memastikan, tidak ada bendera bintang kejora yang sempat dikibarkan saat aksi kemarin.

Unjuk rasa juga berlangsung di Kabupaten Fakfak. Satu pasar dan kantor Dewan Adat dibakar massa. Selain itu, dua mobil dan beberapa rumah mengalami pecah kaca. Sebelumnya, unjuk rasa terjadi di Kabupaten Biak Numfor. Massa yang tergabung dalam Forum Peduli Keadilan Masyarakat Orang Asli Papua Kabupaten Biak Numfor mendatangi kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor.

Mereka mengutuk tindakan rasial dan kekerasan yang dialami mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya. Aksi massa juga terjadi di Manokwari, Jayapura, dan Sorong. Namun, demo di tiga kota tersebut bisa diatasi aparat keamanan. Situasi berangsur-angsur kondusif.

Sementara itu, dari Jakarta, Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyampaikan, pihaknya mencium adanya pihak-pihak tertentu yang berusaha memicu kekisruhan di Papua Barat dan Papua. ’’Sudah ada pemetaan. Siapa bermain, siapa itu, sudah ada pemetaan,’’ terang dia.

Karena itu, BIN berusaha mengantisipasi supaya aksi yang berujung perusakan tidak terjadi lagi. BIN tidak bekerja sendiri. Mereka berkoordinasi dengan instansi lain untuk meredakan situasi.

Menurut Wawan, dalam kondisi seperti saat ini, semua pihak harus menahan diri. Tidak asal bicara. Apalagi sampai mengeluarkan pernyataan bernada provokatif. ’’Maka, cooling down itu penting karena ini sebenarnya kesalahpahaman saja,’’ bebernya. Dia menyebut, proses hukum juga harus dilakukan secara hati-hati.

Pada bagian lain, Polri kini fokus menelusuri kemungkinan kerusuhan tersebut terencana. Didalami pula adanya kelompok yang sengaja menghasut masyarakat Papua. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, kelompok kecil yang melakukan agitasi itu bisa dilokalisasi. Dia juga mengatakan, banyak warga Papua yang tidak setuju dengan aksi demonstrasi anarkistis.

Identitas kelompok penghasut itu belum bisa dipastikan. Begitu pula keterhubungannya dengan hoaks yang beredar dan memicu kerusuhan. ”Masalahnya, sekarang terdeteksi masih ada akun yang terus menyebarkan hoaks terkait Papua,” ungkapnya.

 Apakah para penghasut itu adalah kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB)? Dia mengaku belum mengetahui secara pasti. ”Arahnya belum sampai ke sana. Masih dalam penyelidikan Dittipid Siber,” terang jenderal berbintang satu tersebut.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X