Cerita Ahmad Syaukani, Peraih 5 Besar LKS Nasional Bidang Desain Grafis

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 11:16 WIB

Siswa asal SMK 3 Balikpapan berhasil meraih lima besar lomba keterampilan siswa (LKS) tingkat nasional pada bidang graphic design technology. Dia melawan 33 kompetitor yang mewakili setiap provinsi di Tanah Air.

 

Ahmad Syaukani bukan cuma membuat keluarganya bangga, tapi juga daerah yang diwakilinya. Tapi jalan ke arah itu tak mudah. Sebelum berhasil masuk ke kompetisi nasional, Ahmad harus menaklukkan seleksi tingkat provinsi sekitar, Maret lalu.

Syarat menuju nasional, dia wajib mendapat gelar sebagai juara pertama di seleksi tingkat provinsi terlebih dahulu. Masih membekas dalam ingatannya, Ahmad harus menjalani lomba selama tiga hari. Mulai dari redesign, branding, sampai kemasan atau packaging.

Saat itu, dia harus menang dari tujuh kompetitor lain dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim. Acara berlangsung di Samarinda selama seminggu. Baru pertama mengikuti LKS, Ahmad tak menyangka bisa lolos dan menggondol juara pertama tingkat Kaltim. Walhasil mengantarkannya masuk sebagai peserta LKS tingkat nasional.

“Tahu info soal LKS karena guru sudah pesan dari kelas X untuk mempersiapkan saya ikut LKS. Apalagi SMK 3 rutin kirim siswa ikuti kompetisi itu,” kata siswa jurusan Teknik Grafika tersebut. Akhirnya Juli kemarin, putra pasangan Hasanuddin dan Rusmaniah ini maju bertemu kompetitor dari seluruh Tanah Air.

Tepatnya lomba di Jogjakarta Expo Center selama kurang lebih seminggu. Pria berusia 18 tahun ini bercerita, perbedaan kompetisi LKS tingkat provinsi dan nasional cukup besar. Sebelumnya, peserta juga harus merampungkan portofolio semacam pekerjaan rumah.

Selain soal yang tentu lebih sulit, pada kompetisi tingkat nasional menggunakan modul berbahasa Inggris. Serta persaingan yang ketat. Total kompetitor sebanyak 33 orang yang mewakili setiap provinsi. Menurutnya butuh imajinasi dan kreativitas untuk dapat seimbang dengan hasil karya peserta lain.

“Ada banyak tugas dari menggambar logo, media promosi, dan packaging harus bisa digunakan produk. Penyesuaian konsep desain dan target pasar harus terukur,” jelasnya. Ahmad mengaku tak ada persiapan khusus selama lomba. Dia hanya banyak berlatih di sekolah dan rumah.

Peserta harus menghadapi kompetisi selama tiga hari. Di mana, setiap harinya dia harus merampungkan dua modul. Setiap modul dikerjakan selama 4 jam. Contoh buat logo dan packaging produk lampu selama empat jam. Bikin majalah publikasi di media sosial, kartu nama dan pamflet presentasi,” ucapnya.

Bungsu dari empat bersaudara ini mengatakan, tidak ada seleksi berupa babak penyisihan. Semua peserta harus menyelesaikan modul selama tiga hari. Kemudian juri menilai dan kalkulasi skor. Sehingga peringkat juara berdasarkan total skor tersebut.

Menurutnya, kendala yang terasa dari sisi teknis. Misalnya waktu kompetisi terlalu cepat yang membuat sulit mengatur manajemen waktu. Kemudian lokasi tes yang bisa terlihat pengunjung membuat peserta sulit konsentrasi. “Kompetitor tersulit di sebelah saya sendiri dari Aceh. Dia kerjakan cepat dan kelihatan pandai, desain bagus. Jadi seperti menguasai,” ujarnya.

Setelah berjuang menyelesaikan enam modul tes itu, Ahmad berhasil mendapat peringkat kelima. Sebuah prestasi baru untuk siswa Kota Minyak. Kompetisi yang sama tahun sebelumnya, siswa SMK 3 Balikpapan berhasil nangkring di posisi sembilan. Dia berharap, selanjutnya adik tingkat bisa meneruskan prestasi yang lebih baik.

Alumni SMP 7 Balikpapan ini mengaku, terbiasa mengikuti lomba gambar dan kaligrafi sewaktu SD. Awalnya ketertarikan memang pada dunia seni rupa. Sementara soal desain baru dipelajari sejak bangku SMP, ketika itu dia mulai suka dan menekuni bidang tersebut. “Selama ini tidak ada belajar khusus, cukup latihan sendiri mengikuti bakat saja,” katanya.

Ahmad tertarik pada ilustrasi karikatur dan karakter. Jadi menggambar dengan tangan dulu baru salin ke komputer. Selama ini karya desainnya berdasarkan tugas saja. Kemudian publikasi di website khusus desain. Meski begitu, Ahmad yang baru lulus SMK 3 Mei lalu, belum memiliki pikiran mendalami khusus bidang desain. Dia berencana, desain akan jadi pekerjaan sampingan sekaligus mengisi hobi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X