“Rekan Rela Tunda Meeting demi Ibadah Saya”

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 10:12 WIB

Enam tahun sudah Dede Sulaiman menjadi bagian Persipura Jayapura. Sepanjang itu pula dirinya tak pernah dianggap sebagai orang lain—baik oleh rekan-rekannya di tim, suporter, maupun masyarakat di lingkungannya, meski dia datang jauh dari Papua.

 

MIFTAKHUL FS, Surabaya

TAK ada yang berubah dari rekan-rekannya ketika kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua terjadi beberapa hari lalu. Dede Sulaiman tetap merasakan kehangatan layaknya yang dirasakan selama ini. Obrolan dengan selingi canda dan tawa tetap mengisi hari-harinya bersama rekan-rekannya di Persipura. Entah itu di waktu senggang, di sela latihan, atau pada waktu sebelum maupun sesudah pertandingan.

Jadi jangankan kata-kata memintanya angkat kaki atau mengucilkan dirinya yang berasal dari luar Papua, sekadar olok-olok berbau SARA pun tak mampir ke Dede. ”Semua tetap berjalan normal. Tidak ada yang berbeda dari sebelumnya,” ungkap kiper asal Jakarta tersebut.

Dede menyebut sejak dirinya datang ke Persipura pada musim 2013, perlakukan terhadap dirinya tidak pernah berubah. Dari tahun ke tahun selalu sama. Kendati, dari musim ke musim tersebut pemain 33 tahun itu selalu berada di tengah-tengah mayoritas pemain Persipura yang merupakan putra-putra Papua.

Dede tak pernah dianggap sebagai liyan oleh rekan-rekannya. Juga oleh suporter dan masyarakat di sekitar tempatnya tinggal di Jayapura. ”Sejak saya datang hingga kini, rekan-rekan bukan sekadar menganggap saya sebagai teman. Tapi, sebagai keluarga sendiri,” katanya.

Layaknya saudara, Dede pun kerap dibantu jika sedang menghadapi masalah atau membutuhkan bantuan. Pun demikian dalam soal hobi. Di luar urusan sepak bola, mantan kiper Sriwijaya FC tersebut gemar memancing.

”Teman-teman dan juga masyarakat kerap membantu saya kalau saya pergi memancing. Ketika pulang larut malam dari memancing, saya juga tidak pernah mendapat masalah di jalan,” ujarnya. Terkait hal yang paling pribadi, tentang keyakinan, Dede pun tak pernah mendapatkan masalah. Rekan-rekannya di Persipura yang mayoritas nasrani sangat menghargai perbedaan. Tak pernah mempersoalkan agama Dede.

”Sebaliknya, teman-teman yang justru selalu mengingatkan saya untuk menjalankan ibadah,” paparnya. Boaz Solossa dan kawan-kawan tak sekadar mengingatkan. Tapi, mereka juga rela menunda meeting, jika Dede dan pemain Persipura lainnya yang muslim sedang menjalankan ibadah.

”Semisal meeting jelang pertandingan itu berbarengan dengan waktu salat Jumat. Maka, rekan-rekan meminta saya salat Jumat dulu dan meeting baru dilakukan setelah saya pulang salat,” sebutnya.

Kehangatan demi kehangatan sebagai keluargalah yang begitu dirasakannya sepanjang enam tahun ini berkostum Persipura. Karena itu, Dede merasa nyaman berkostum Persipura. Lantaran itu pula dirinya enggan berpindah ke kesebelasan lainnya. Kendati, setiap tahun selalu ada yang mengajaknya berganti kostum tim. (jpg/ndy)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Matangkan Program Latihan, Baru Pindah Venue

Senin, 25 Maret 2024 | 12:15 WIB

IMI Kaltim Gencarkan Event

Senin, 25 Maret 2024 | 10:55 WIB

Zohri Geber Latihan di Phoenix

Senin, 25 Maret 2024 | 10:50 WIB

Angkat Besi Kaltim Tatap Persiapan Khusus

Senin, 25 Maret 2024 | 10:15 WIB

Ajang PON Pertama, Siap Kerja Keras demi Emas

Senin, 25 Maret 2024 | 09:15 WIB

Bikin Pelatih Terkagum-kagum

Senin, 25 Maret 2024 | 07:50 WIB

Wushu Kaltim Target Maksimal di Piala Wapres

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:00 WIB

Panitia Pelatda Pastikan Semua Atlet Ambil Bagian

Jumat, 22 Maret 2024 | 14:25 WIB

Max Verstappen Ancam Pergi dari Red Bull

Jumat, 22 Maret 2024 | 13:25 WIB

Atlet Binaraga Kaltim Sesuaikan Porsi Latihan

Rabu, 20 Maret 2024 | 18:30 WIB

Cabor Tinju Kaltim Berharap Ada Tryout

Rabu, 20 Maret 2024 | 17:30 WIB

Sepak Bola Putri Kaltim Fokus Pembenahan Fisik

Rabu, 20 Maret 2024 | 16:30 WIB

Pegulat Kaltim Dapat Tugas Ikuti Kejuaraan Asia

Rabu, 20 Maret 2024 | 14:30 WIB
X