Setiap RT Harus Punya Bank Sampah

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:39 WIB

BALIKPAPAN – Pembagian kendaraan roda tiga pengangkut sampah memang masih belum dilakukan, namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan telah menyiapkan beberapa program jangka panjang.

Bila sementara sampah masih dikumpulkan hingga ke tempat pembuangan sementara (TPS), dan nantinya akan beralih dengan penjemputan sampah dari rumah ke rumah, sampah tersebut ke depan tidak lagi dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Tapi langsung diproses di masing-masing kelurahan.

"Pengangkutan sampah tetap dilakukan DLH di jalan-jalan nasional maupun kota. Sedangkan di kawasan permukiman bisa langsung diproses secara mandiri," ujar Kepala DLH Balikpapan Suryanto.

Selain itu, setelah pembagian kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah langsung dari rumah-rumah, masyarakat juga disosialisasikan mengenai pemisahan sampah organik dan non-organik pada kantong berbeda sebelum diangkut operator.

Sampah organik akan langsung diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah non-organik atau daur ulang dibawa ke bank sampah. Tujuan lain dari program ini ialah mengurangi pembuangan sampah ke laut. Terlebih wilayah pesisir yang tak sedikit masih tampak kumuh akibat sampah di perairan.

"Tahun depan setiap kelurahan dapat dana desa. Salah satunya untuk pengolahan sampah. Sampah organik bisa dimanfaatkan atau dibagikan ke warga, dan sampah plastik bisa jadi nilai ekonomis dengan dijual di bank sampah," ucapnya.

Menanggapi wacana tersebut, pengamat lingkungan yang juga bergerak pada pengelolaan bank sampah di Balikpapan Sri Ismudiati mengatakan, tindakan tersebut sangat positif. Namun masyarakat belumlah siap. Karena, lanjut dia, dari 1.517 RT yang ada, baru terdapat 127 unit bank sampah se-Balikpapan. Untuk memaksimalkan pengelolaan secara mandiri pun, menurut Sri perlu adanya peran serta pemerintah dengan mengeluarkan peraturan wali kota.

Di mana setiap RT harus membentuk bank sampah, dan perlu dilakukan pendampingan secara berkesinambungan. Mengingat mengubah suatu kebiasaan di masyarakat tidaklah mudah. Maka dibutuhkan pencerahan, atau berbagi ilmu dan pemahaman agar tercipta kesadaraan dalam diri sendiri agar mau memilah sampah organik dan non-organik secara mandiri. Ia juga mengatakan, pihak kelurahan mestilah memberikan dukungan atas keberadaan bank sampah di wilayah mereka.

"Ya sebaiknya masing-masing RT punya satu bank sampah sendiri, biar warga punya tanggung jawab atas sampahnya," tutur Sri.

Disebutkan, untuk 1 kg sampah botol plastik bersih yang dijual ke bank sampah dihargai Rp 1.500 dan bila dalam kondisi masih kotor dihargai Rp 1.000 per kilo. "Kalau masalah nilai jual itu adalah yang kesekian. Kalau ingin membentuk bank sampah pun jangan berpikir nilai uangnya dulu, tetapi bagaimana lingkungan kita menjadi bersih dari sampah," tegasnya. (lil/ms/k18)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X