Seluruh Permintaan Boris Johnson Ditolak

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 12:03 WIB

LONDON – Nasib Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hampir sama dengan pendahulunya, Theresa May. Kini dia kembali menjadi bulan-bulanan Uni Eropa. Seluruh permintaannya ditolak mentah-mentah oleh organisasi negara Eropa Barat itu.

Senin malam (19/8) Johnson menerbitkan surat terbuka terhadap Uni Eropa mengenai permintaan negosiasi ulang. Dalam surat sepanjang empat halaman itu, politikus Partai Konservatif tersebut mengatakan bahwa kebijakan backstop di dalam perjanjian bakal merusak kedaulatan Inggris. Dia pun meminta agar Uni Eropa mau duduk bersama untuk membicarakan alternatif lain.

”Waktu sudah menipis. Tapi, Inggris siap untuk bergerak cepat dan kami harap Uni Eropa juga begitu,” tulis Johnson menurut BBC.

Kebijakan backstop merupakan cara kedua pihak untuk menghindari tembok pembatas antara Republik Irlandia dan Negara Bagian Irlandia Utara. Namun, banyak politikus yang mengkritik kebijakan yang diusung mantan Perdana Menteri Theresa May itu. Menurut mereka, kebijakan tersebut justru bakal memisahkan Negara Bagian Irlandia Utara dari Britania Raya.

Johnson pun berhasil menggeser May setelah berjanji tak lagi mengungkit backstop sebagai salah satu solusi. Dia menegaskan lebih baik Inggris keluar tanpa kesepakatan daripada melakukan kompromi yang memasukkan kebijakan tersebut.

Surat itu sejatinya bisa jadi preview diskusi yang akan dilakukan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angle Merkel pekan ini. Namun, sebelum dia sempat duduk bersama, politisi Uni Eropa lainnya sudah angkat bicara.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan, permintaan Johnson tak masuk akal. Pasalnya, sampai saat ini dia tidak memberikan opsi nyata yang lebih baik dari backstop. Apalagi, rancangan perjanjian milik Theresa May sudah melalui penggodokan selama bertahun-tahun.

”Kebijakan ini adalah jaminan untuk menghindari tembok pembatas di Pulau Irlandia. Yang tidak mendukung kebijakan ini tanpa menyediakan solusi nyata sama saja mendukung pembangunan tembok tersebut,” tegas Tusk seperti yang dilansir The Guardian.

Penolakan permintaan Johnson dan May hampir sama. Yang berbeda, Johnson sudah punya tujuan sejak awal: keluar dari Uni Eropa 31 Oktober bagaimanapun caranya. Iain Watson, koresponden politik BBC, mengatakan bahwa apa pun jawaban Uni Eropa pasti dimanfaatkan oleh Johnson.

Jika melunak, Inggris punya kesempatan untuk melakukan perundingan ulang. Namun, jika tetap menolak, Johnson bakal menyalahkan politisi Brussels, markas Uni Eropa, atas apa pun yang terjadi pasca no deal Brexit (tanpa kesepakatan). (bil/c6/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X