Pemadaman listrik sudah berangsur normal. Terkait kompensasi bisa diberikan. Namun, kini masih dalam pembahasan.
TANJUNG REDEB–Keluhan masyarakat mengenai pemadaman listrik bergilir yang terjadi beberapa hari terakhir, ditanggapi Manajer Unit Layanan Pengadaan (ULP) Tanjung Redeb PLN Area Berau Hendra. Dikatakannya, sejak kemarin (20/8), pihaknya menggaransi sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir bagi setiap pelanggan.
Pemadaman bergilir dilakukan lantaran berkurangnya suplai listrik dari salah satu unit pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati, beberapa waktu lalu. “Sistem kelistrikan sudah ada tambahan (suplai listrik) dari satu unit pembangkit yang sebelumnya pemeliharaan, dan itu sudah masuk sistemnya tadi malam (Senin (19/8). Jadi dari pukul 01.00 Wita sudah tidak ada lagi pemadaman,” katanya kepada harian ini.
Selain memastikan suplai listrik normal, Hendra memberi sinyal pemberian kompensasi kepada pelanggan, atas pemadaman bergilir yang terjadi beberapa hari terakhir. Namun, pihaknya harus berkonsultasi dengan jajaran PLN di Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Berau. Sebab, selain karena pemadaman, kompensasi bisa diberikan ketika terjadi kesalahan baca meter hingga lamanya pemasangan sambungan rumah baru. “Jadi, pemberian kompensasi itu bukan hanya masalah padam saja,” jelasnya.
“Dan kita tidak menutup kemungkinan ada kompensasi. Namun, sebelumnya harus ada investigasi dulu mencari penyebabnya,” sambung dia. Dalam Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2017, hal-hal yang yang disebabkan force majeure, termasuk kebakaran, menjadi pengecualian dalam pengenaan kompensasi.
Mengenai jadwal pemadaman yang dikeluarkan pihaknya, hingga Kamis besok. Namun, itu skenario terburuk. Apabila unit pembangkit dari PLTU Lati belum bisa masuk ke sistem jaringan PLN.
Hendra juga menjelaskan, terjadinya pemadaman dengan durasi waktu sangat panjang sejak Minggu (18/8) hingga Senin (19/8), selain karena suplai listrik dari PLTU Lati berkurang, juga diperparah dengan kebakaran lahan dan hutan (karhutla). “Jadinya power PLTU Berau tidak bisa disuplai ke sistem. Makanya padamnya lebih luas hingga separuh kota,” tegasnya.
Pemadaman listrik juga terjadi saat proses pelantikan anggota DPRD Berau, Senin (19/8). Hal itu, lanjut Hendra, terjadi di luar jadwal pemadaman bergilir yang dibuat pihaknya.
Hendra melanjutkan, sistem kelistrikan di Berau sebenarnya sudah surplus saat ini. Sebab, beban puncak di Berau saat ini mencapai 26 megawatt (MW). Sementara itu, daya listrik yang masuk ke sistem PLN saat ini mencapai 29 MW. Yakni, 14 MW dari PLTU Lati, 11 MW dari PLTD Sambaliung, dan 4 MW dari PLTU Berau.
“Totalnya sekitar 29 MW. Sebenarnya untuk daya listrik aman saja kalau kemarin tidak ada pohon tumbang mengenai jalur sistem kita (PLN),” tuturnya. (arp/udi/*/dra/k8)