Terkesan Setengah-Setengah, Penurunan Tiket Belum Berdampak

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 09:36 WIB

Penurunan tarif tiket pesawat berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan penumpang dua bandara di Kaltim. Hadirnya tarif bagasi dinilai turut memengaruhi minat masyarakat untuk bepergian.

 

BALIKPAPAN - Dewan Pembina DPD Asita Kaltim  Eddy Yusuf Assainar menuturkan, penurunan tiket yang ada tidak terlalu berpengaruh signifikan. Alhasil usaha travel yang dijalankannya masih bergantung kepada corporate.

“Ya kalau corporate jarang mengambil kelas LCC. Biasanya hanya rute tertentu yang rutenya tidak dilalui Garuda atau Batik. Kalau permintaan masyarakat ya biasa saja. Soalnya kami sudah kalah dengan travel online. Jadi fokus kami ke corporate saja,” terangnya, Selasa (20/8).

Menurutnya, tarif tiket yang turun saat ini juga tidak setiap hari. Pada hari tertentu masih di atas Rp 1 jutaan. Harga paling murah Lion Air, namun mereka mengenai tarif bagasi pesawat. “Harganya bagasi ini cukup mahal. Jadi saya rasa sama saja,” tuturnya.

General Manager Angkasa Pura I Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat cukup berdampak kepada penurunan penumpang baik di Balikpapan dan Samarinda. “Total keseluruhan dua bandara yakni Samarinda dan Balikpapan penurunannya mencapai 17 persen dibanding tahun lalu. Untuk Balikpapan saja sekitar 30 persen,” sebutnya.

Ia menyampaikan, sejauh ini beberapa maskapai dengan tarif rendah sudah mulai menurunkan harga tiket. Namun, memang di jam-jam tertentu saja. Ini membuat beberapa rute tingkat keterisian pesawat baik. Seperti rute Balikpapan-Surabaya, load factor-nya lumayan tinggi, sekitar 80 persen. Tetapi, jumlah penerbangan juga turun. Misalkan, awalnya lima jadwal penerbangan, sekarang hanya tiga.

MASIH SEPI : Aktivitas di konter check in di bandara SAMS Sepinggan. (ANGGI/PROKAL.CO)

“Kalau ditanya load factor rata-rata ya masih padat. Cuma ada jadwal penerbangan yang ditutup,” bebernya. Farid membeberkan, ada 16 flight dari Balikpapan yang dinonaktifkan. Paling banyak ke Jakarta. Ada 5 flight disusul Surabaya sekitar 4 flight. “Penurunan tarif, kalau konsepnya seperti ini, hanya kelas LCC yang turun tidak berdampak besar. Apalagi, yang full service masih mahal,” terangnya.

Ia berharap, semua segmen pesawat bisa turun. Kalau hanya LCC efeknya tidak terlalu besar. Pasalnya masih ada beban harga bagasi pesawat di kelas LCC ini. Penurunan bagasi penumpang pesawat ini cukup signifikan di atas 50 persen. Untuk jadwal penumpang yang terpantau sama saja. Selain itu, dari situs tiket online, menunjukkan penurunan.

Sejak 2016, jumlah penumpang di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Balikpapan memang mengalami pasang surut. Dari 7,8 juta orang pada 2016, anjlok menjadi 7,3 juta orang pada 2017. Sempat naik sedikit menjadi 7,5 juta orang di 2018. AP I memproyeksikan tahun ini jumlahnya akan menurun tajam menjadi hanya 5,2 juta penumpang.

Penurunan terbesar disebabkan pembukaan Bandara APT Pranoto di Samarinda. Diperkirakan sekitar 2,5 juta orang mengalihkan penerbangan ke Kota Tepian. Jumlah penumpang harian di bandara saat ini hanya mencapai 7 ribuan orang yang take off dan landing, dari sebelumnya 11.400 orang. (aji/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X