Nelayan Pun Disertifikasi

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 12:35 WIB

BALIKPAPAN – Bukan cuma tenaga pengajar, nelayan pun harus disertifikasi. Ini sesuai rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Seiring itu Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Balikpapan bersama Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar memberikan diklat dasar-dasar keselamatan kapal tradisional atau basic safety training. Khususnya untuk nelayan yang berlayar dengan jarak maksimum 60 mil laut atau setara 100 kilometer.

Diklat dasar berlangsung 19-24 Agustus di Kota Minyak. Sebanyak 200 nelayan dari Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) tercatat sebagai peserta. Sebelumnya pada diklat angkatan pertama, melibatkan 400 nelayan. Jadi, total nelayan yang akan mendapatkan sertifikat tak kurang 600 orang.

Mereka terbagi dalam dua profesi, yakni nautika atau petugas dek kapal, dan motoris yang mengurus bagian teknisi mesin. Setelah menyelesaikan pelatihan nelayan mendapat sertifikat sebagai bukti telah mendapat ilmu seputar kepelautan.

Terutama memahami tiga aspek penting selama berlayar. Yakni keselamatan, keamanan, dan pencemaran. Sertifikasi diharapkan membuat nelayan bisa bekerja lebih profesional.

Kepala KSOP Balikpapan Jhonny Runggu Silalahi mengatakan, materi pelatihan berkait aturan yang berlaku bagi nelayan.

“Misalnya larangan mengikat kapal di rambu karena bisa rusak atau bergerak. Lalu tidak boleh mencari ikan di alur pelayaran,” ucapnya. Selanjutnya peraturan saat memancing dan pengenalan daerah tangkapan. Sementara PIP Makassar akan memberikan pelatihan untuk sisi keselamatan.

Contohnya bagaimana nelayan harus bertindak saat menghadapi keadaan darurat dan penyelamatan diri. Kegiatan ini juga sekaligus memfasilitasi nelayan untuk punya wadah komunikasi dan bertanya soal aturan tersebut. Sehingga nelayan bisa mengetahui apa saja tanggung jawab dan kewajibannya selama berlayar.

Salah satu contoh soal pencemaran, nelayan tidak boleh membuang minyak atau oli hasil mesin kapal langsung ke laut yang bisa merusak biota.

“Balikpapan termasuk minim, kemungkinan masih ada karena kita lihat di bawah air banyak biota yang rusak. Kami melakukan penanaman kembali terumbu karang,” ucapnya.

Sebagai informasi, pelatihan kepada nelayan diplot gratis. Syarat sebagai peserta hanya tidak boleh buta warna dan bisa baca tulis. “Harapannya dengan sertifikasi, nelayan mengetahui aturan bernavigasi yang baik. Hingga sadar untuk tidak berbuat kegiatan ilegal. Mereka sendiri juga memiliki nilai lebih sebagai sumber daya manusia di depan pemilik kapal,” tutupnya. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X