Ribuan Gadis Korban Perang Sipil Myanmar Dijual ke Tiongkok

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 11:51 WIB

Kemiskinan memaksa perempuan-perempuan di Myanmar untuk mencari pekerjaan setelah lulus SMA. Sayang, banyak di antara mereka yang ditipu dan dijual ke negeri seberang, Tiongkok.

 

BAYI yang masih berusia sembilan hari itu berkulit kuning langsat. Matanya sipit. Jauh berbeda dengan sang ibu, Nyo. Siapa pun yang melihat pasti menyadari bahwa bayi perempuan mungil itu berdarah Tiongkok. “Dia seperti ayahnya. Bibirnya juga sama,” ujar Nyo seperti dikutip New York Times.

Ada kegetiran dalam jawaban Nyo. Dia mencintai bayinya. Tapi, perawakannya yang mirip dengan ayahnya bagai sebuah kutukan bagi Nyo. Sebab, Nyo tak pernah mencintai pria yang dilabeli sebagai suaminya tersebut. Perempuan 17 tahun itu adalah korban perdagangan manusia. Dia sempat ingin menyerahkan putrinya untuk diadopsi. Namun, dia membatalkan niatnya.

Nasib malang yang dialami Nyo bermula pada Juli 2018. Dia baru lulus SMA. Bersama temannya, Phyu, Nyo ingin mencari kehidupan layak. Mereka berdua tinggal di salah satu desa miskin di Mong Yal, Shan, Myanmar. Rumah orangtua mereka hanya beratap seng. Perang sipil juga kerap terjadi di wilayah tersebut. Barak militer ada di mana-mana.

“Penyelundupan perempuan untuk dijadikan pengantin adalah konsekuensi dari perang sipil,” ujar Lauh Khaw Swang, manajer proyek di Htoi Gender and Development Foundation, Kachin, Myanmar.

Tetangga Nyo, San Kyi dan Hnin Wai, menawarkan pekerjaan sebagai pelayan di wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok. Hnin Wai salah satu orang kaya di desa itu. Rumahnya paling mewah. Nyo dan Phyu percaya kepadanya.

Suatu pagi mereka dijemput mobil van dan melalui jalan berkelok khas pegunungan. Phyu yang merasa pusing disuruh minum empat pil dan disuntik. Dia tidak bisa mengingat jelas perjalanannya. “Mereka memberinya sesuatu untuk membuatnya lupa dan memicu seksualitasnya. Mereka juga memukulinya,” kata Aye Oo, ibunda Phyu.

Nyo berbeda. Dia menolak minum obat apapun. Dia mengingat dengan jelas perjalanannya. Orang yang membawanya mengatakan, hujan deras membuat restoran tempat mereka akan dipekerjakan tutup. Mereka lalu naik perahu dan berganti mobil beberapa kali. Setelah transit selama 10 hari, dua gadis itu merasa tidak enak. Mereka yakin akan dijual.

Nyo dan Phyu berusaha lari dua kali, tapi tertangkap karena tidak tahu harus ke mana. Mereka dikurung. Suatu ketika dua pria Tiongkok datang dan melihat mereka. Nyo dan Phyu dibawa ke Tiongkok. Mereka dijual untuk dijadikan istri. Phyu menikah dengan Yuan Feng, sedangkan Nyo dengan Gao Ji. Mereka berdua warga Xiangcheng County, Henan, Tiongkok. Masing-masing dijual seharga USD 26 ribu atau setara Rp 370 juta.

Kebijakan satu anak yang pernah diterapkan di Tiongkok memang membuat populasi perempuan tidak sebanding dengan laki-laki. Dulu para orangtua memilih aborsi jika hamil anak perempuan. Imbasnya, kini para pria sulit mencari pasangan. Para pria Tiongkok membeli istri dari negara-negara tetangga. Termasuk Myanmar dan Thailand.

Hasil penelitian Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dan Kachin Women’s Association memperkirakan, ada 21 ribu perempuan dari wilayah utara Myanmar yang dijual ke Tiongkok pada 2013–2017 untuk dijadikan istri. Perhitungan itu hanya satu provinsi di Tiongkok. Sebagian besar dari mereka diduga merupakan korban perang sipil di Myanmar.

Di awal-awal pernikahan, Phyu sering dipukul. Dia juga disuntik sebelum akhirnya ditiduri Yuan. Phyu akhirnya pura-pura bahagia. Dia tak lagi disuntik dan diajak jalan-jalan. Phyu mulai mencari tahu password telepon genggam suaminya. Phyu berhasil menghubungi ibunya.

Nasib Nyo tak jauh berbeda. Dia berhasil mendapatkan kepercayaan suaminya setelah beberapa pekan. Dia mulai mencari tahu di mana dirinya berada dan menghubungi Myo Zaw Win, aktivis yang membantu perempuan yang diperjualbelikan. Dalam setiap percakapan, Myo berpura-pura sebagai kakak Nyo.

Myo menghubungi polisi Tiongkok dan mulai berkoordinasi. Dua bulan kemudian, Yuan dan Gao ditangkap. Nyo dan Phyu akhirnya bisa pulang. Tetangga yang menjual mereka, San Kyi, ditangkap. Sedangkan Hnin Wai berhasil melarikan diri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X