SAMARINDA–Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Samarinda masih berutang 20 ribu keping KTP-el. Jumlah tersebut terus membengkak lantaran tiap hari mendapat 500 pemohon untuk pembuatan baru atau penggantian KTP-el.
Kepala Dinas Disdukcapil Samarinda Abdullah menerangkan, pihaknya masih menunggak 20 ribu KTP-el kepada warga Samarinda. Ditambah distribusi blangko mulai tersendat sejak April. "Kami tidak bisa mencetak karena blangko terbatasi," ujarnya saat ditemui di kantornya di Jalan Milono, Samarinda Ulu, Senin (19/8).
Dia mengakui, Disdukcapil setiap harinya dapat mencatat 500 pemohon pembuatan dan penggantian KTP-el. Jumlah tersebut tidak sepadan dengan blangko yang diterima Disdukcapil per bulannya.
Dia menerangkan tiap 10 hari, pihaknya mendapat jatah 500 keping blangko, namun untuk pengambilan harus menunggu petugas Disdukcapil melaksanakan perjalanan dinas ke Pulau Jawa. "Untuk menghemat anggaran, karena sekali berangkat menghabiskan anggaran Rp 7–8 juta habisnya," jelasnya. Dia menambahkan, pengeluaran tersebut tidak sesuai dengan jumlah blangko yang didapat. "Ya, kalau kita dapat 4.000 ribu blangko tidak apa-apa. Tapi ini hanya 500 keping," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Samarinda Ulu Muhammad Fahmi menyatakan, pihaknya menerima layanan pembuatan KTP-el sebanyak 100 orang per hari. Sedangkan sejak bulan Juni lalu pihaknya hanya mendapat 40–50 keping saja.
Meski demikian, banyak juga warga yang tidak mengambil KTP-el yang sudah jadi. Untuk itu sudah ditangani lurah masing-masing. “Laporan sementara sebanyak 1.200 keping KTP-el yang belum diambil. Dan kami sudah menghubungi seluruh warga melalui pesan singkat dan menempel di mading pengumuman," ujarnya.
Dia menambahkan, Kecamatan Samarinda Ulu masih berutang sekitar 5.000 keping KTP-el kepada warga. Pihaknya hanya dapat memberikan surat keterangan (suket) yang berlaku hingga enam bulan. "Per enam bulan mereka harus laporan untuk perpanjang," tutupnya. (*/zaa/dns/k8)
