SENDAWAR - Hampir setahun dambaan listrik masuk kampung belum juga terwujud. Sebanyak 200 kepala keluarga di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar), harus bersabar.
Selama ini warga sangat terbebani besarnya biaya genset. Padahal, jaraknya hanya 9 kilometer ke jaringan PLN di kawasan permukiman Dusun Bangun, Kampung Muara Bunyut, Kecamatan Melak.
Muara Beloan berdampingan dengan Kampung Baru, Kecamatan Muara Pahu sekitar 6 kilometer. Tak jauh sekitar 5 km ke Kampung Rambayan Kecamatan Mook Manaar Bulatn. Tiga kampung berpotensi 600 sambungan rumah. Ini belum fasilitas umum dan kantor pemerintah.
"Kami sangat berharap PLN dan Pemkab Kubar bersinergi menyambungkan listrik ke Kampung Muara Beloan. Bila perlu ditambah ke Kampung Baru dan Rambayan," kata Tono, warga Muara Beloan.
Hampir Rp 2 juta per bulan biaya operasional genset. "Makanya kami sangat berharap ada listrik PLN," ungkap warga Muara Beloan lainnya, kemarin.
Warga menyambut positif PLN akan masuk ke kampung. Namun, hingga kini belum ada pekerjaan di lapangan. Warga hanya bisa berharap pemerintah dan PLN segera mewujudkan listrik. Sebab, biayanya lebih murah dibandingkan genset personal.
Terpisah, Manager PT PLN Rayon Melak Agus Soleh mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei ke lapangan. Hasil survei ini akan dibahas di internal PLN. "Mudahan saja secepatnya disetujui," katanya.
Sementara itu, Wabup Kubar Edyanto Arkan mengatakan, pemkab telah mendata puluhan kampung belum teraliri listrik. Secara bertahap pemkab memperjuangkan aspirasi warga Beloan ke PLN agar semua kampung nantinya sudah ada listrik. "Hadirnya PLN sangat membantu masyarakat," kata Wabup.
Soal listrik di Muara Beloan, Wabup berharap, pemerintah kampung setempat membuat surat kepada PLN. "Nanti pemkab akan membantu PLN agar listrik bisa dikoneksikan ke Kampung Muara Beloan," katanya. (rud/kri/k16)