Pesta Pernikahan Berubah Petaka

- Senin, 19 Agustus 2019 | 11:12 WIB

KABUL–Seharusnya para tamu undangan dan kerabat di Kabul, Afganistan, ini menghabiskan malam untuk berpesta merayakan pernikahan, Sabtu (17/8). Tidak disangka, pesta tersebut dirusak oleh bom bunuh diri. Serangan itu masuk ke daftar serangan teror terparah tahun ini.

“Serangan tersebut mengubah kebahagiaan menjadi duka,” ujar Mirwais, mempelai pria dalam perayaan pernikahan itu, kepada Tolo News kemarin (18/8).

Pemuda tersebut benar-benar terpukul. Kerabat, teman, dan saudara kandungnya tewas di depan matanya. Perempuan yang baru dinikahinya berkali-kali pingsan. Senyum yang ditebar saat pesta baru dimulai sore hari itu pun lenyap.

Seharusnya, pernikahan Mirwais menjadi resepsi besar-besaran. Keluarga kedua mempelai mengundang 1.200 tamu. Mereka berencana untuk bergembira semalam suntuk. Hari kian gelap, pengunjung tidak kunjung surut.

“Tamu pernikahan sedang asyik berjoget saat ledakan terjadi. Setelah itu, teriakan dan tangisan ada di mana-mana,” ujar Munir Ahmad, tamu pesta, kepada Agence France-Presse. Pemuda 23 tahun itu kehilangan sepupunya dalam tragedi tersebut.

Menurut BBC, bom meledak pukul 22.40 waktu setempat. Ledakan itu terjadi di wilayah barat Kabul. Masyarakat dengan paham Syiah merupakan mayoritas di wilayah tersebut.

Menurut budaya lokal, perayaan pernikahan bakal berjalan berjam-jam. Tamu pria dan perempuan disediakan ruangan masing-masing. Pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya di ruang untuk tamu pria. Karena itu, sebagian besar korban merupakan laki-laki.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi menyatakan, setidaknya 63 korban tewas dan 182 lainnya terluka. “Di antara korban luka, terdapat perempuan dan anak-anak,” imbuh Rahimi.

Presiden Afganistan Ashraf Ghani meminta setiap lembaga agar membantu penyembuhan korban selamat. Dia juga berencana untuk melakukan pengetatan keamanan di lokasi-lokasi rentan. “Serangan kemarin (Sabtu) sangat tidak manusiawi. Doa saya kepada korban serangan barbar itu,” ungkapnya melalui akun Twitter pribadinya.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Taliban yang biasanya menjadi aktor utama serangan bom bunuh diri pun mengelak. Jubir Taliban Zabihullah Mujahid justru mengutuk serangan itu. “Tak ada pembenaran dalam serangan yang menargetkan perempuan dan anak-anak,” ungkapnya melalui pesan singkat.

Serangan tersebut terjadi saat Taliban dan Amerika Serikat (AS) sedang melakukan finalisasi perjanjian perdamaian. Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa akhir perundingan semakin dekat.

Menurut CNN, kesepakatan itu bakal melibatkan penarikan 8.000–15.000 personel militer dari Afganistan. Dengan syarat tersebut, Taliban berjanji berhenti melindungi organisasi militan seperti Al Qaeda dan ISIS di Afganistan. Yang menjadi masalah, kesepakatan itu murni antara Taliban dan Pemerintah AS. Mereka tidak melibatkan pemerintahan Ashraf Ghani. (bil/c22/JPG/rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X