Kenali Fear of Missing Out, Gelisah Berujung Depresi jika Tak Akses Media Sosial

- Senin, 19 Agustus 2019 | 10:14 WIB

Ponsel pintar telah menjadi kebutuhan. Semua informasi dapat diakses secara mudah dan cepat. Akhirnya timbul istilah fear of missing out (FoMO). Sering mengakses media sosial, semua orang berpotensi mengalami FoMO. Sebenarnya, kondisi seperti apakah itu? Berikut ulasannya.

 

PSIKOLOG klinis Ayunda Ramadhani menyampaikan, FoMO adalah kondisi saat seseorang merasa gelisah ketika tidak bisa mengakses media sosial dan takut kehilangan momen. Meski istilahnya menggunakan kata “fear” yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah takut, perasaan paling kentara terlihat adalah kecemasan.

FoMO mulai tren sejak lima tahun terakhir. Masih berhubungan kuat dengan nomophobia atau no-mobile phone phobia. Menurut penelitian, menghabiskan lima jam bermain ponsel telah disebut nomophobia. Merupakan ketakutan tak bisa mengakses jaringan internet. Bisa karena kehabisan baterai atau susah mendapatkan sinyal. Membuat seseorang ketinggalan informasi.

“Cenderung terbiasa dengan ponsel yang selalu aktif akan membuat orang mengalami kegelisahan ketika ponselnya mati. FoMO bisa dikatakan sebagai kondisi klinis tertentu. Tak disebut gangguan karena secara resmi belum masuk pedoman gangguan jiwa,” ungkap dosen Psikologi Unmul itu.

Menurut Ayunda, FoMO masih dikatakan sebagai fenomena saat internet menjadi kebutuhan utama. Untuk mengetahui lebih lanjut seberapa parah kegelisahan seseorang terhadap media sosial, Ayunda menganjurkan untuk bertemu lebih dulu dengan profesional. FoMO banyak dialami remaja mulai usia 15–20 tahun lebih. Sebagaimana diketahui, momen remaja adalah mencari jati diri sehingga cenderung ingin mendapat pengakuan dan lebih dikenal.

“Kecanggihan teknologi saat ini membuat remaja beralih ke internet untuk membentuk identitas diri. Lebih dimudahkan. Mereka bisa menampilkan citra positif atau negatif. Dari apa yang diunggah, akan ada komentar atau likes di akun mereka dan menjadi reward. Hormon dopamin pun muncul. Reward berulang, membuat perilaku juga diulang,” imbuh perempuan 34 tahun itu.

Dalam kadar tidak normal, kegelisahan itu muncul. Pada jangka waktu tertentu, seseorang terus mengecek media sosial. FoMO juga bisa mengarah pada hal-hal serius seperti depresi. Kecenderungan untuk selalu mengecek respons yang didapat dari unggahan, membuat seseorang memiliki ekspektasi lebih.

Ketika respons tak sesuai harapan, depresi rentan terjadi. Itu sering tidak disadari. Seseorang menganggap, semua akan menyukai dirinya. Walhasil, tidak siap menghadapi hujatan atau cacian. Dari depresi, percobaan bunuh diri rentan dilakukan.

Sejauh ini belum ada standar yang menyatakan seberapa tinggi keparahan FoMO. Semua hanya dilihat berdasar keparahan gejala, psikolog akan mengategorikannya. Ditegaskan Ayunda, FoMO adalah fenomena dan tak serta-merta kegelisahan seseorang bisa dinilai dengan mudah. Sebab, semua orang pasti mengakses internet.

Jika sudah parah sekali, biasanya akan berdampak dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Di antara lain tak mau beraktivitas, kehilangan nafsu makan, dan menghindari orang sekitar. Cenderung memilih berada di rumah dan memainkan ponsel.

Demi menghindari FoMO, harus dilakukan manajemen waktu. Penggunaan gawai mesti dibatasi dengan paksa. FoMO bisa teratasi jika seseorang tahu prioritas. Contoh, dalam sehari bisa membuat jadwal apa saja yang mesti dilakukan. Jadi, waktu untuk mengecek ponsel menjadi lebih sedikit dan tak mudah membuat pikiran terdistraksi.

“Tak bisa dimungkiri, ponsel itu sudah jadi otoritas semua orang. Harus dimulai dari diri sendiri. Bagi yang masih di bawah umur, orangtua harus mengawasi seperti pembatasan wifi atau kata sandi. Pastikan semua terkendali. Batasi mengakses media sosial. Selebihnya ponsel itu harus dimatikan atau letakkan di tempat jauh. Secara psikologis, itu akan membuat malas,” pungkas alumnus Universitas Muhammadiyah Malang itu. (*/ysm*/rdm/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X