RIBUAN pelajar Sekolah Islam Terpadu Bunga Bangsa Islamic School Samarinda berbaris rapi menyusuri jalan setapak di sekolahnya. Saat ditemui, Kamis (8/8), Moh Fadoli selaku ketua panitia mengatakan, setidaknya 1000 siswa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Jadi, selain para siswa yang kami haruskan menggunakan pakaian layaknya naik haji. Kami juga merancang lokasi sama persis seperti di Tanah Suci. Mulai medan dan tahap-tahapan yang harus dilalui, serta takbir yang terus berkumandang, dengan tujuan murid mendapatkan feel-nya,” ungkap Fadoli.
Agenda manasik haji Yayasan Bunga Bangsa itu tak hanya diikuti jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tapi juga SD, SMP, dan SMA. Bukan tanpa alasan, Fadoli menjelaskan, hal itu dilakukan agar anak tidak mudah lupa. “Ada baiknya kalau kita ajak kakak-kakak SD, SMP, hingga SMA. Sebab, saya rasa, agenda manasik haji enggak melulu tentang anak PAUD,” ucapnya.
Jika tawaf umumnya dilakukan tujuh kali, agenda manasik itu hanya tiga putaran. Mengingat, karakter anak usia dini yang mudah lelah dan bosan. “Yang jadi panitia itu semua guru. Baik guru TK sampai SMA,” tambahnya.
HM Rusli, pemilik Sekolah Islam Terpadu Bunga Bangsa Islamic School Samarinda pun turut meramaikan kegiatan praktik pembelajaran dari rukun Islam kelima ini. Dalam kesempatan itu, Rusli menyampaikan harapan, agar ilmu yang diberikan bisa diingat, kemudian diamalkan saat diberi kesempatan mengunjungi rumah Allah.
“Tak hanya untuk persiapan masa depan, saya harap, kegiatan ini menjadi ladang pahala untuk pelaksana maupun peserta. Dan semoga kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun,” ucapnya seusai melakukan tawaf bersama siswa.
Bagi Rusli, pendidikan agama adalah bekal yang akan menemani para siswa dari lahir hingga kembali menghadap Sang Pencipta. Diharapkan bekal positif itu membekas dan membawa warna yang tidak hanya baik kepada dirinya tapi juga orang lain serta bangsanya. (*/nul*/rdm/k8)
