Niat Korea Selatan berbicara dengan tetangganya dinilai sebuah kelancangan. Korea Utara menilai tak ada yang perlu dibicarakan.
Menjelang kunjungan utusan AS ke Korea Selatan pekan depan, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi peluncuran rudal. Yang keenam kalinya, Jumat (16/8). Media pemerintah Korut menyatakan tindakan Kim akan mempersulit upaya denuklirisasi semenanjung Korea.
"Kerang Juche ditembakkan di hadapan pemimpin tertinggi," lapor Kantor Pusat Berita Korea (KCNA) yang dikutip Channel News Asia.
Dalam laporan tersebut, KCNA juga mengatakan hasil tes itu sempurna. Membantu memperkuat kepercayaan yang lebih besar pada sistem senjata ini.
Padahal, tepat sehari sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, pihaknya bersedia melakukan dialog dengan Korut. Namun, Korut menganggap Moon telah lancang karena ingin melakukan dialog.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, pekan depan utusan khusus AS untuk Korut bertolak ke Jepang dan Korsel untuk melakukan pembicaraan denuklirisasi. Korut pun memprediksi pembicaraan nuklir akan ketat antara Pyongyang dan Washington.
Selain itu, Korut menolak berdialog dengan Korsel. Alasannya, tak ingin ikut campur urusan Korsel dan AS. "Kami tidak memiliki apapun untuk dibicarakan dengan Korea Selatan," demikian keterangan pemerintah Korut.
Diketahui, sejak bulan lalu, Kim meluncurkan beberapa rudal sebagai peringatan serius terhadap latihan gabungan AS dan Korsel awal Agustus. Sekitar 30 ribu tentara AS ditempatkan di Korsel. Dalam latihan tersebut membuat Korut kebakaran jenggot. Mereka merasa latihan tersebut sangat provokatif. (int/dwi/k16)