Lela Ratu Simi/KP
SANGATTA - Hampir sepekan pasca Lebaran Idul Adha 1440 H, harga cabai masih tergolong tinggi, di tengah tren penurunan harga sejumlah bahan pangan. Diketahui, cabai masih mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Segala jenis cabai masih tergolong mahal, termasuk cabai keriting yang menembus Rp 90 ribu per kilogram dan cabai merah besar Rp 80 ribu.
Hal itu dikatakan oleh pedagang yang melapak di Pasar Sangatta Selatan. Ratimi (54) menyebutkan lonjakan harga terjadi tiga hari sebelum lebaran kurban. Namun, hingga hari ini hanya turun sedikit.
"Harga normalnya cuma Rp 30 ribu, tapi saat mau lebaran naik jadi Rp 120 ribu, sekarang turun jadi Rp 110 ribu. Tetap saja masih mahal," katanya.
Dia tidak mengetahui penyebab kenaikan tersebut. Menurutnya, harga tinggi sudah ia dapatkan dari tengkulak tempatnya membeli bahan pokok. Padahal, sejumlah komoditas lain mulai berangsur stabil ke harga lama. Sehingga, hal ini berdampak pada penurunan daya beli masyarakat yang menyebabkan kerugian baginya.
"Langka mungkin karena kemarau, tapi saya tidak tahu juga benar apa tidak. Makanya masih mahal, sedikit juga yang beli, yang ada saya rugi. Cabainya busuk semua," keluhnya.
Adapun harga komoditas lain yang dijajakan di pasar tersebut tergolong normal, seperti bawang merah Rp 25 ribu per kilogram, bawang putih Rp 28 ribu per kilogram, telur ayam Rp 53 ribu per rak, dan sayur-mayur masih standard.
Hal senada dikeluhkan oleh Umi Rida, warga Jalan Masabang Sangatta Selatan. Dirinya harus berpuasa mengkonsumsi sambel. Sebab harga cabai dianggap tidak normal.
"Terlalu membudaya, kalau mau ada perayaan pasti naik harga. Biar saja keluarga saya tidak makan sambel. Harga cabai sama daging sapi kok sama," tandasnya. (*/la)