SENDAWAR-Kemarau tengah dirasakan warga Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). Sudah dua bulan terakhir aktivitas transportasi sungai terganggu. Hal itu merembet dengan pemadaman listrik total alias blackout.
"Sudah dua hari ini listrik di sini (Ujoh Bilang) mati. Ada pemberitahuan juga dari PLN, mulai 15 Agustus ada pemadaman listrik total. Katanya sih stok solar habis karena kapal tidak bisa lewat," ujar Vino kepada harian ini kemarin (16/8).
Kosongnya stok bahan bakar minyak (BBM) untuk mesin pembangkit listrik dibenarkan Plt SPV Teknik UPTD Ujoh Bilang, Rusdi Abdul Hafid lewat selembar kertas. Karena kemarau, kapal yang jadi moda transportasi utama sulit melintas, distribusi BBM dialihkan melalui jalur darat menggunakan mobil.
Derita lainnya juga dialami warga Kampung Long Pahangai dan Long Apari. Kesulitan memperoleh bahan makanan. "Walaupun ada, harganya tinggi. Kami (DRPD, Red) sudah komunikasi dengan camat agar ada tindakan teknis menanggapi persoalan itu," ucap Novita Bulan yang terpilih menjadi ketua sementara DPRD Mahulu.
Sebelumnya, DPRD bersama pemkab telah melakukan pembahasan soal itu. Dianggarkannya subsidi ongkos angkut (SOA). "Memang debit air Sungai Mahakam terutama di daerah riam jeram nyaris tak bisa dilintasi karena dangkal. Jadi, SOA itu nantinya untuk mengatasi mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan barang-barang sembako menuju dua kecamatan di perbatasan itu,” jelas politikus Partai Gerindra tersebut.
Untuk diketahui, subsidi tersebut diperuntukkan khusus distribusi sembako menuju Kecamatan Long Apari dan Kecamatan Long Pahangai. "Sekarang mereka teriak karena mahalnya harga sembako akibat kemarau,” tuturnya. Perempuan berambut panjang itu berharap, dengan SOA, dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. (rud/*/dra/k16)