SAMARINDA- Masyarakat Balikpapan memiliki keinginan berbagi yang tinggi. Setidaknya ini dapat terlihat dari penjualan hewan kurban pada periode Iduladha 2019. Berdasar data yang masuk dari empat kabupaten kota di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kaltim, penjulanan hewan kurban di Kota beriman paling tinggi. Mencapai 2.600 ekor sapi dan 250 kambing.
Sementara dari Samarinda penjualan sapi mencapai 2.250 ekor dan 9 ribu ekor kambing. Bontang memiliki penjualan sapi 500 ekor dan kambing 300 ekor. Sementara Kutai Kartanegara penjualan sapinya sebanyak 750 ekor dan kambing 300 ekor.
Kepala Disnak Keswan Dadang Sudarya mengatakan, penjualan hewan kurban tahun ini meningkat sekira 3-5 persen. Baik untuk kambing maupun sapi. Selain kinerja penjualan yang membaik, kebutuhan tahun ini sebesar 50 persen sudah dipenuhi peternak lokal. Targetnya, tahun depan 60 persen dari kebutuhan hewan ternak sudah bisa dipenuhi Kaltim.
“Total perkiraan dari data yang sudah masuk sementara ini terdata ada 15 ribuan ekor sapi yang terjual dan kambing sebanyak 14 ribu ekor,” ujarnya Kamis (15/8). Bila dibandingkan tahun lalu, penjualan meningkat cukup besar yaitu sebanyak 1.000 ekor. Karena pada 2018 lalu penjualan sapi 14.500 ekor dan kambing 12 ribu ekor.
Untuk harga, tahun ini cukup bervariasi. Harga yang ditawarkan peternak mulai Rp 15-17 juta. Namun ada juga sapi dengan harga Rp 30-50 juta. “Namun, bukan hanya secara penjualan yang memberikan kinerja baik. Tahun ini secara keseluruhan sapi dan kambing yang ada 50 persen berasal peternak lokal Kaltim,” tuturnya.
Pihaknya menargetkan tahun depan 60 persen kebutuhan sapi dan kambing sudah bisa dipenuhi lokal. Sehingga tidak bergantung dengan pasokan dari luar Kalimantan. Untuk menunjang hal itu, Disnak Keswan Kaltim memberikan bantuan untuk pengembangan sapi bibit untuk memperbanyak jumlah sapi. Selain itu ada juga fasilitas penggemukan hewan ternak.
Mereka juga memberikan perluasan usaha bagi para petani dengan disediakannya perkreditan permodalan lewat PT Bankaltimtara dengan bunga ringan. Total pinjaman cukup besar yaitu mencapai angka Rp 500 juta per kelompok tani. Kelompok tani ini juga harus terdaftar di Disnak Keswan Kaltim agar bisa diberikan rekomendasi peminjaman modal usaha.
Program ini terbukti berhasil karena sudah ada serapan dana mencapai Rp 24 miliar dengan total 100 kelompok tani se-Kaltim. “Program ini digulirkan supaya Kaltim bisa secepatnya swasembada sapi. Sehingga tahun ke tahun penjualan sapi juga bisa semakin baik,” pungkasnya. (*/ctr/ndu)