Doktor Eko sempat kaget. Tumbuhan yang pernah ia uji di lab-nya mendadak viral. Peneliti yang berdiam di Banjarbaru ini tak menyangka, jika salah satu hasil ujinya bakal seheboh ini.
MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru
Beberapa hari ini, publik ramai membicarakan akar Bajakah. Tumbuhan alami asal Kalteng yang disebut-sebut mampu menyembuhkan kanker. Bahkan disebut sembuh secara total.
Kabar ini bermula ketika tiga pelajar SMA Negeri di Palangka Raya, Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, berhasil meraih medali emas. Tepatnya di World Invention Creativity Olympic (WICO), Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019.
Raihan medali emas itu sendiri berkat karya ilmiahnya mereka, meneliti tumbuhan yang diduga bisa menyembuhkan kanker hingga sembuh total.
Menariknya, pengujian kandungan akar Bajakah tersebut ternyata dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Biomulekuler FK ULM.
Peneliti yang menanganinya adalah Dr Drs Eko Suhartono MSi, 51 tahun, Seorang dosen dan peneliti Fakultas Kedokteran (FK) ULM yang saat ini juga menjabat sebagai Kepsek SMK Telkom Banjarbaru. Kepada Radar Banjarmasin, Eko -panggilan akrabnya- tak menampik informasi ini.
"Lab kami memang biasa menerima sampel pemeriksaan tumbuhan alam. Nah untuk akar Bajakah ini masuknya di bulan Mei 2019 lalu. Saat itu guru pendampingnya meminta untuk diteliti Fitokimia dari tumbuhan itu," bukanya.
Selaiknya pada permintaan penelitian umumnya. Eko memperlakukan sampel akar Bajakah itu tak berbeda. Maklum, saat itu ia tak menyangka jika tumbuhan tersebut bakal se-viral sekarang.
Sesuai permintaan. Eko meneliti senyawa aktif yang terdapat di tumbuhan tersebut. "Setelah pengujian sampel tanamannya kita ekstrak, lalu diuji senyawa aktifnya dan ada lima senyawa yang di uji," katanya.
Kelimanya senyawa aktif tersebut sebut Eko adalah Flavonoid, Tanin, Saponin, Alkaloid serta Steroid. Kelimanya pun terang Eko memang berpotensi bisa bermanfaat sebagai anti kanker.
"Memang setiap tanaman yang diuji itu ada senyawa aktifnya, yang membedakan strukturnya ke arah mana. Soal akar Bajakah ini, patut saya tekankan, ini hanya dugaan dan studi awal, perlu lebih jauh penelitiannya," tegasnya.
Soal tujuan bakal dijadikan sebagai anti kanker, Eko menjawab tak mengetahuinya. Lantaran kapasitasnya sebagai peneliti bahan alami yang diminta klien, dalam hal ini guru pendamping kedua siswa tersebut.