Jaksa Agung Ganti, Muncul Menteri Investasi

- Kamis, 15 Agustus 2019 | 10:47 WIB

JAKARTA–Rasa penasaran publik atas siapa putra putri terbaik negeri yang masuk gerbong Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo periode II, sebentar lagi terjawab. Dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media utama di Istana Merdeka, kemarin (14/8), Presiden Jokowi mengaku sudah menyelesaikan penyusunan kabinetnya.

“Sudah final dan saya akan umumkan secepatnya, sebelum pelantikan (20 Oktober 2019), ada 34 pos kementerian, ada yang baru, ada yang digabung,” perinci Presiden setelah mempersilakan para pemimpin redaksi duduk melingkari meja panjang di ruang utama istana.

Acara yang dikemas dalam bentuk makan siang bersama itu selanjutnya diisi dengan penjelasan Jokowi tentang profil kabinet kerja. “Rumusnya 55: 45,” sebutnya terkait komposisi sumber daya manusia (SDM) dari kalangan profesional dan dari wakil partai politik (parpol). Nama-nama yang dipilih dan parpol sudah diberi tahu soal susunan kabinet tersebut.

Harapan parpol di luar koalisi parpol pendukung Jokowi di pemilihan presiden lalu masuk kabinet juga dipastikan menguncup kemarin. Jokowi menegaskan, dengan dukungan parpol koalisi (PDI-P, Partai NasDem, Partai Golkar, PKB, PPP, Partai Hanura, PKPI, PSI, Partai Perindo, dan PBB) dirinya sudah mendapat perolehan suara sekitar 62,71 persen suara nasional atau 60,3 persen kursi parlemen.

Jumlah dukungan itu lebih besar dibandingkan saat Jokowi menjadi kepala daerah, baik wali kota Solo maupun gubernur DKI Jakarta. “Jika Gerindra masuk akan 74 persen, terlalu besar, buat apa?” tanya kader PDI-P itu.

Untuk informasi, saat menyusun kabinet kerja 2014–2019, Presiden Jokowi juga menetapkan jumlah pos kementerian 34. Dari jumlah tersebut, 15 (44 persen) menteri berlatar belakang partai politik dan 19 (56 persen) non-partai politik. Dalam perjalanannya, Jokowi melakukan pergantian di tengah jalan (reshuffle kabinet) sebanyak tiga kali.

Salah satu catatan buruk dari kinerja kabinet kerja periode I adalah ada empat menteri terserimpung kasus korupsi. Mereka adalah Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.     

Dalam sesi tanya jawab yang diselingi bersantap bakso malang dan siomai bandung itu Jokowi menjamin, kalangan profesional yang dipilihnya sendiri teruji keandalannya. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kemampuan manajemen dan mengeksekusi (program/kebijakan) di lapangan.

“Saya menyeleksi 60 nama, banyak yang pintar, masih muda-muda, kalau disuruh ngomong dan presentasi meyakinkan. Sayang, setelah dicek track record-nya, pengalaman manajerial dan mengeksekusi program nol,” ungkap ayah tiga anak dan kakek dua cucu itu.

MENTERI BARU

Dari pemilihan ketat itu, Jokowi mengaku menemukan sosok muda yang dinilai matang dalam manajemen. Umurnya di bawah 35 tahun ada dan di bawah 30 tahun juga ada. “Dia akan mengisi sebuah pos kementerian lama,” ujar mantan wali kota Solo itu berteka-teki karena menolak menyebutkan nama. 

Selain dari kalangan muda milenial, wajah baru di kabinet mendatang juga ada yang berasal dari pimpinan BUMN dan kepala daerah. “Mereka punya track record bagus, harus diberi tantangan lebih besar,” katanya.

Lantas, apa pos kementerian baru di kabinet mendatang? Presiden Jokowi menyebutkan kementerian investasi. Kementerian tersebut adalah peningkatan status dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Masalah investasi ini sangat serius, semua negara berlomba membenahi ini. Saya pernah ngurus izin di Dubai, hanya perlu waktu setengah jam. Kita seharusnya bisa seperti itu,” kata presiden mantan pengusaha mebel itu memberi contoh. 

Kementerian baru berikutnya adalah Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Internasional. Berbeda dengan Kementerian investasi, kementerian baru ini merupakan gabungan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Perdagangan (Kemenperindag).

“Sekarang tugas Kemenlu harus berorientasi ekonomi, enggak melulu soal politik. Para dubes (duta besar) dan diplomat kita harus mengerti ekonomi, harus menjadi marketer-marketer terbaik potensi ekonomi kita,” ujarnya. Siapa tokoh yang mengisi dua pos baru menteri itu? Lagi-lagi Jokowi menolak menyebut nama.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X