Dampak Kemarau Mulai Terasa

- Kamis, 15 Agustus 2019 | 10:07 WIB

SENDAWAR – Kabupaten Kutai Barat (Kubar) memiliki lahan tidur yang luas. Hal itu memerlukan langkah-langkah agar memberikan manfaat dalam pemenuhan hasil panen pertanian. Faktanya hingga kini kebutuhan pangan Kubar masih dipasok dari daerah lain.

Misal, beras, sayur sayuran, daging ayam, dan sapi. Belum lagi akibat dampak alam seperti banjir. Bahkan kemarau yang saat ini memberikan dampak negatif sangat luas. Tidak hanya menyebabkan stok pangan menipis akibat gagal panen, juga berdampak pada stok air bersih di beberapa kampung.

Kemarau memang membuat warga kesulitan air bersih dan banyak lahan pertanian gagal panen. "Kami saja sudah beberapa minggu ini sangat sulit mendapatkan air bersih. Alur sungai sudah keruh dan dangkal," kata Tono, warga Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu.

"Harga cabai saja mahal. Ada kenaikan tapi masih stabil. Harga cabai mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 110 ribu per kg," kata Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Ekonomi Menengah (Disdagkop dan UKM) Jannes Hutajulu, seusai memimpin inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok setelah Iduladha, Rabu (14/8).

Sidak tersebut bersama unsur tim terpadu Pemkab Kubar yakni Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Satpol PP, Polres Kubar, dan sejumlah pemerintah kecamatan.

Sidak di dua pasar besar, yaitu Pasar Jaras Barong Tongkok, dan Pasar Olah Bebaya Kecamatan Melak.

Janes menuturkan, tim bergerak untuk mengetahui secara langsung stok barang kebutuhan pokok, tetapi harga rata-rata relatif stabil.

Sementara itu, distribusi cukup lancar sampai penjual di pasar. Terkait kenaikan harga cabai berkisar Rp 90–110 ribu per kg, disebabkan faktor alam yakni musim kemarau, sehingga banyak petani gagal panen,. Namun, untuk stok masih ada.

Dia mengungkapkan, kebutuhan bahan pokok Kubar masih didatangkan dari luar daerah. Hal ini menyebabkan hargakebutuhan pokok kadang kurang stabil. "Kami sangat bergantung dengan daerah lain seperti pulau Jawa dan Sulawesi. Kadang petani gagal panen dan distribusi terhambat oleh faktor alam. Misalnya, gelombang laut tinggi sehingga kapal tidak berani berlayar," sebutnya.

Janes meminta para penjual tidak menaikkan harga terlalu tinggi dan gunakan timbangan yang sudah disertifikasi tera. "Apabila ada yang menimbun, tim akan proses secara tegas dengan hukum yang berlaku," katanya. (rud/kri/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X