Titik Panas di Kaltim Kerap Dipicu Ulah Manusia

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 22:00 WIB

BALIKPAPAN–Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang juga mengancam Kaltim membuat semua pihak waspada. Kemarin (12/8), berdasarkan pantauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Benua Etam memiliki 18 lokasi hotspot dengan update pukul 07.00 Wita.

Kepala Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan- Balikpapan Ibnu Sulistyono menjelaskan, Kaltim pada Agustus sampai September ini memasuki puncak musim kemarau. Untuk Agustus, wilayah seperti Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar), Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan Paser, patut diwaspadai. “Wilayah ini curah hujannya cukup rendah. Hanya 21–50 milimeter,” kata Ibnu.

Sementara pada September nanti pun kabupaten/kota tersebut masih harus menghadapi kekeringan. Ditambah Kutai Barat, Kutai Timur, dan Bontang juga memasuki puncak kemarau. Kondisi itu berpotensi munculnya lokasi hotspot atau titik kabut asap akibat karhutla. “Sehari kami update dua kali. Pada pukul 07.00 Wita (kemarin) muncul 18 lokasi hotspot. Terbanyak di Mahulu dengan 15 titik dan Kukar sebanyak 3 titik,” kata Ibnu.

Dia menambahkan, tahun ini kondisi kemarau dikatakan lebih kering dan terasa lebih panas dibandingkan tahun lalu. Namun belum sepanas dan sekering jika dibandingkan pada 2015. Dan terkait modifikasi cuaca, dia menyebut menunggu permintaan dari pemerintah daerah yang dilanda karhutla. “Belum ada permintaan soal modifikasi cuaca. Minimal daerah tersebut dinyatakan siaga atau tanggap darurat,” ujarnya.

Sementara itu, Subhan, kepala Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kalimantan menerangkan, pihaknya tentu mendukung penindakan kerusakan hutan. “Sudah pasti. Kami sedang fokus yang di Kalteng dan Kalbar,” ucapnya saat diwawancarai kemarin (12/8).

Subhan menyebut, lebih banyak hotspot di dua provinsi tersebut. “Kaltim juga ada, tapi tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Disinggung mengenai adanya titik panas di Tahura Bukit Soeharto, Subhan menyebut, harus melakukan penelusuran khusus. Tidak hanya mengandalkan dari citra satelit. “Tapi penanganannya bisa juga kesatuan pengelolaan hutan (KPH) yang menangani di lapangan. Kalau kami fokus yang terindikasi pidana,” ungkapnya.

Subhan menyahihkan, kebakaran hutan itu di Indonesia, rata-rata ulah manusia. “Kami di Kalbar sudah menetapkan satu tersangka. Menyegel beberapa lokasi pula, begitu juga di Kalteng. Dan Kaltim tidak menutup kemungkinan (menetapkan tersangka),” tegasnya. Fokus KLHK tentunya terhadap perusahaan besar. “Masyarakat juga bisa,” jelasnya.

Sebelumnya, Dinas Kehutanan Kaltim, melalui Kasi Pengendalian Kerusakan dan Pengamanan Hutan Shahar Al Haqq menjelaskan, sejauh dirinya berdinas di kehutanan, kebakaran lahan atau hutan yang terjadi, bukan faktor cuaca yang sangat panas. “Sebagian besar karena ulah manusia. Tidak lain karena adanya pembukaan lahan perkebunan pribadi,” beber dia.

Di Indonesia secara umum dampak dari el nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan. “Tapi panasnya di Indonesia ini beda, katanya kemarau dari Juni, buktinya masih ada hujan sesekali,” sambungnya.

Dishut Kaltim kemarin melaksanakan pemantapan petugas-petugas khusus yang menangani karhutla. Shahar menyebut, tim yang nantinya berada di bawah pantauan Dishut Kaltim itu bakal bertugas maksimal. Khusus daerah yang masuk kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP).

Tak menampik, sepanjang 2018, pihaknya cukup kewalahan dengan musibah karhutla. Bahkan, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Dishut Kaltim menangkap dua pelaku pembakar lahan. “Kalau memang ada ditemukan oleh warga, langsung dikoordinasikan, tapi yang sifatnya hutan lindung atau produksi. Kalau lahan umum, bisa ke polisi,” jelasnya.

Adapun, Kasubdit Penangan Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Radyan Bagiono hadir dalam pertemuan kemarin. Dia menjelaskan, musim kemarau sudah terjadi. “Diprediksi lebih kering dari tahun lalu. Sebelumnya itu sangat parah,” jelasnya.

Jadi, pihak kementerian meminta pemerintah daerah selalu intens mengabarkan informasi terjadi karhutla. “Jika dimungkinkan status siaga diperlukan, KLHK siap membantu,” jelasnya.

Diwartakan sebelumnya, situasi karhutla di Sumatra dan Kalimantan masih menunjukkan kondisi fluktuatif. Di satu tempat mengalami penurunan, namun di sisi lain terjadi kenaikan jumlah titik api.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X