Tol Balikpapan-Samarinda Dikepung Tambang

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 23:00 WIB

Pantas lubang bekas tambang di Kaltim jadi sorotan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain menyebabkan puluhan nyawa hilang, kini mengancam keberadaan fasilitas umum.

 

BALIKPAPAN-Lubang bekas tambang maupun tambang batu bara aktif benar-benar mengancam keberadaan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Di Kelurahan Sungai Siring, Samarinda, bahkan ada yang dekat dengan Bandara APT Pranoto.

Kaltim Post akhir pekan lalu mendatangi Kilometer 45, Kampung Sinjai, Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Lewat foto drone, trase Jalan Tol Balsam di kawasan itu terdapat di kiri dan kanan jalan beberapa lubang bekas tambang. Bahkan di antaranya masih aktif. Itu ditandai dengan adanya ekskavator yang masih bekerja. Dari kejauhan juga terlihat tumpukan batu bara di stockpile.

Dari pantauan media ini, jarak antara lubang tambang dan jalan tol bahkan hanya sekitar 50 meter. Sementara jarak antara jalan bebas hambatan dan tambang yang masih beroperasi ada yang hanya sekitar 100 meter. Ada pula yang berjarak sekitar 500 meter dari jalan.

Media ini pada Februari juga sempat menelusuri aktivitas tambang di sepanjang Tol Balsam. Saat itu Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) STH Saragi menjelaskan titik paling mengancam adalah di Seksi 4 Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran, Samarinda. Tepatnya di dekat SMP 33. “Itu gerowong. Menyebabkan potensi longsor,” kata Saragi.

Mengantisipasi terjadinya kerusakan pada konstruksi jalan, desain ulang dilakukan. Dengan menggunakan pile slab. Ditangani dengan timbunan dan treatment dengan mini pile, geotekstil, dan penggantian material tanah. “Semua sudah ditangani oleh konsultan desain. Secara teknis tidak mengganggu,” ujarnya.

Kemarin Saragi menyebut ada satu titik yang saat ini menjadi perhatian. Jika berkendara di jalan tol, lokasinya di Kilometer 29 STA 800 atau Kilometer 45 di Kelurahan Bukit Merdeka, Samboja lewat jalan poros Balikpapan-Samarinda. Yang statusnya masuk Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. “Kondisinya sudah dekat (badan jalan tol),” ungkap Saragi.

Namun, dia belum menerima informasi lebih jauh terkait detail jarak antara aktivitas pertambangan dan badan jalan tol. Sebab, dia baru mendapat laporan dari jajarannya dan baru bersurat ke gubernur Kaltim mengenai kondisi itu. “Sebenarnya sudah bolak-balik kami bersurat soal aktivitas tambang. Ini kami bersurat lagi untuk yang di Bukit Merdeka itu,” sebutnya.

Dengan adanya aktivitas tambang di dekat tol, kata dia, mengancam konstruksi jalan. Kondisi tanah di Kaltim sangat rentan terjadinya pergeseran jika ada aktivitas pengerukan. Berbeda dengan di Pulau Jawa, yang kondisi tanahnya lebih stabil. “Yang jelas aktivitas tambangnya itu sudah di buffer zone jalan tol yang kami kerjakan,” ungkapnya.

Dalam proyek Tol Balsam, PT JBS menangani Seksi 2, Seksi 3, dan Seksi 4. Rencananya seksi itu akan diresmikan akhir tahun ini. Saragi menyebut sudah melakukan rapat terutama dengan Kantor Staf Presiden (KSP) dan kementerian terkait. Rencananya peresmian akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Kami hanya melaporkan apa yang sudah kami kerjakan,” kata Saragi.

Dia menyebut untuk seksi yang ditangani PT JBS, secara konstruksi badan jalan telah tersambung penuh. Artinya kendaraan sudah bisa melintas tanpa terkendala aktivitas pekerjaan. Tinggal menunggu kabar uji kelayakan dari unsur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia. “Uji itu yang memakan waktu berbulan-bulan,” sebutnya.

Sementara untuk Seksi 1 dan Seksi 5, Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Kaltim-Kaltara memastikan tetap ingin dua seksi tersebut bisa rampung dan fungsional akhir tahun ini.

Secara keseluruhan progres proyek Tol Balsam berada pada angka 93 persen. Namun sejumlah kendala masih mengadang, terutama berlarutnya pembebasan lahan. “Kami target untuk pembebasan lahan ini selesai September,” ungkap Kepala BPJN XII Kaltim-Kaltara Refly Ruddy Tangkere kemarin.

Diketahui, berdasar data Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim tahun 2018, provinsi ini memiliki 1.735 lubang tambang yang tersebar di kabupaten/kota penghasil batu bara. Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai “penyumbang” terbanyak.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X