Tiga Proyek Diusulkan Dibiayai Pusat

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 22:10 WIB

REALISASI pembangunan tiga proyek prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Isran Noor-Hadi Mulyadi perlahan menemui titik temu. Pembangunan Jalan Tol Samarinda-Bontang, Waduk Lambakan di Kabupaten Paser serta normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) yang merupakan bagian dari program pengendalian banjir di Samarinda direncanakan dimulai pembangunannya pada 2020.

Untuk mendapat kucuran anggaran pusat, Isran pun memberikan usulan agar ketiga proyek tersebut masuk proyek strategis nasional (PSN). Diketahui, pengerukan SKM saat ini mulai dilakukan Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim. Dengan anggaran APBD Perubahan 2019 sebesar Rp 20 miliar. Namun, proyek tersebut masih bersifat sementara.

Karena itu, agar normalisasi SKM tuntas, pemprov pun memasukannya dalam PSN. Begitu juga dengan pembangunan Jalan Tol Samarinda-Bontang dan Waduk Lambakan di Paser. Gubernur menuturkan, pemprov akan berupaya semaksimal mungkin untuk melobi pemerintah pusat sehingga proyek tersebut masuk skala prioritas.

“Anggaran yang dibutuhkan memang cukup besar. Karena itu, coba diupayakan agar bisa masuk proyek strategis nasional tahun depan,” katanya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Administrasi Pembangunan Pemprov Kaltim Fadjar Djojoadikusumo membenarkan hal tersebut. Lanjut dia, Gubernur memang meminta ada program khusus terkait pengentasan banjir di Kota Tepian. Salah satunya membenahi sejumlah daerah aliran sungai (DAS).

Dirinya memastikan, pendanaannya tidak akan dibebankan ke APBD Kaltim ataupun APBD Samarinda. Tetapi menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. “Sudah sewajarnya proyek itu mendapatkan dukungan APBN. Selama ini Pemprov Kaltim sudah banyak membantu pembangunan proyek nasional. Misalnya, pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dan Bandara APT Pranoto Samarinda,” ujarnya.

Meski tidak secara spesifik ke normalisasi SKM, sambung dia, proyek pengentasan banjir di Samarinda akan melingkupi beberapa titik. Di antaranya normalisasi Sungai Karang Asam Kecil dan Besar. Kebutuhan pendanaan akan diusulkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Secara keseluruhan, alokasi anggaran normalisasi yang diusulkan mencapai Rp 248,7 miliar. Namun, untuk jangka panjangnya, setidaknya program itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 1-2 triliun, khusus normalisasi SKM. “Sedang kami usulkan. Ibaratnya (anggaran itu) baru empat sehat, belum lima sempurna. Kan di luar biaya relokasi warga di bantaran SKM. Anggaran itu masih fokus konstruksi. Relokasi warga dialokasikan provinsi dan kota,” jelas dia.

Sementara itu, pembangunan Jalan Tol Samarinda-Bontang merupakan salah satu proyek yang digadang-gadang akan direalisasikan duet Isran-Hadi. Proyek tersebut diyakini dapat mendongkrak pembangunan di Samarinda, Bontang, dan Kutim. Fadjar mengungkapkan, proyek tersebut memang sudah lama diusulkan Pemprov Kaltim.

“Proses sosialisasi (Tol Samarinda-Bontang) sedang dilakukan. Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) juga dibuat. Yang belum adalah rutenya. Karena itu, angka proyek belum keluar,” ucap dia. Adapun skema pengerjaannya akan melibatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta. Tol Samarinda-Bontang akan melintasi hutan lindung dengan panjang sekitar 17 kilometer sehingga harus dialihfungsikan nantinya. Sementara itu, untuk proses pembebasan lahan, pemerintah membutuhkan anggaran Rp 300-400 miliar.

“Minimal dalam tiga tahun ke depan sudah ada pembangunan. Kami akan upayakan semaksimal mungkin. Sebelum periode kepemimpinan Pak Isran dan Pak Hadi selesai (2023), proyek itu sudah bisa dilaksanakan,” harap Fadjar. Adapun pembangunan Waduk Lambakan di Kabupaten Paser, lanjut Fadjar, kemungkinan menjadi megaproyek pertama di bidang pengairan yang dibangun di Kaltim. Proyek tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 6.000 hektare, dengan kebutuhan anggaran Rp 6 triliun.

Dia memastikan, proyek itu tidak hanya untuk pengairan, tetapi juga multifungsi. Tidak menutup kemungkinan, waduk tersebut akan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. “Proses pembebasan lahan tidak begitu susah. Sebagian besar lahan yang digunakan milik pemerintah. Desain waduknya sudah lama dibuat. Tinggal diusulkan untuk masuk di PSN,” sebutnya.

Jika Waduk Lambakan terbangun, waduk tersebut akan tercatat sebagai waduk terbesar ketiga di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur di Purwakarta dan Waduk Jatigede di Sumedang yang keduanya berada di Jawa Barat. (*/dq/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X