Lima Ribu Orang Kacaukan Penerbangan

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 09:59 WIB

HONGKONG– ’’Semakin keras Anda melempar bola semakin kencang juga ia memantul. Itu adalah logika alam,’’ ujar anggota parlemen kubu oposisi Claudia Mo kepada CNN. Kalimat tersebut merupakan tanggapan Mo terhadap kericuhan yang terjadi pada demo Minggu malam (11/8).

Prediksi Mo benar. Warga Hongkong benar-benar marah kemarin. Mereka menyalurkan kemarahan itu dengan melakukan demo di Bandara Internasional Hongkong. Tak tanggung-tanggung, 5.000 warga Hongkong ikut dalam aksi tersebut.

’’Semua penerbangan telah dibatalkan. Kami mohon agar pengunjung segera keluar dari bandara,’’ pengumuman itu berkali-kali terdengar dari pengeras suara bandara.

Warga Hongkong memang sudah biasa berdemo dalam dua bulan terakhir. Namun, yang melakukan demo pada hari kerja biasanya para pemuda. Jumlahnya tak sampai ribuan. Sementara itu, demo masal biasanya dilakukan di akhir pekan.

Seperti pekan lalu, Hongkongers melakukan protes akhir pekan di bandara. Tanggal 9–11 Agustus dijadikan kesempatan untuk menyebarkan pesan kepada dunia tentang keadaan di Hongkong. Senin mereka berencana untuk kembali beraktivitas normal.

Hal itulah yang membuat otoritas Bandara Hongkong kaget mendapatkan kunjungan dari ribuan pendemo kemarin. Karena semakin sesak, mereka pun memutuskan menghentikan operasional. ’’Polisi Hongkong sudah gila. Mereka melebihi batas,’’ ujar Law, salah seorang pendemo di bandara, kepada Agence France-Presse.

Ribuan pendemo tersebut datang untuk menunjukkan kemarahan mereka. Mereka marah terhadap penindakan aparat yang terjadi Minggu malam yang superkeras. Kabar yang berembus, mata seorang gadis pendemo terluka terkena peluru karet petugas.

’’Saya sedih mendengar kejadian itu. Saya sampai tidak bisa tidur semalam,’’ ujar Patsy Ko kepada CNN. Kisah gadis yang terluka matanya membuatnya bertekad untuk mengikuti demo kali pertama.

Bukan hanya Ko. Sebagian besar orang datang ke bandara kemarin karena kisah tersebut. Mereka sengaja menggunakan perban di mata dengan tulisan ’’mata dibalas mata’’. Kemarahan mereka tambah tersulut setelah Tiongkok melabeli pendemo sebagai teroris.

Global Times mengabarkan cuplikan video yang menunjukkan tentara yang berkumpul di Shenzhen, kota yang berbatasan dengan Hongkong, untuk melakukan latihan militer. ’’Hongkong tak lagi aman,’’ teriak salah seorang pendemo.

Aksi tersebut membuat calon penumpang yang ingin pergi dari Hongkong mengurungkan niat. Beberapa merasa tak masalah. ’’Itu hak mereka. Meski saya tidak tahu apakah aksi seperti ini akan berhasil,’’ ujar Rhiannon Coulton, warga Australia yang baru mendarat.

Beberapa calon penumpang juga mengamuk. Salah seorang perempuan yang menggendong anaknya menyatakan bahwa pendemo justru merusak Hongkong. ’’Sah-sah saja ingin berdemo. Tapi, jika kalian menghentikan orang yang ingin masuk ke Hongkong, ekonomi kalian yang akan jatuh,’’ ujarnya. (bil/c22/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X