MANCHESTER – Pembantaian. Manchester United demikian leluasa menghancurkan Chelsea sebagai lawannya di matchweek perdana Premier League kemarin (12/8) di Old Trafford. Empat gol digelontorkan ke gawang Kepa Arrizabalaga.
Penyerang Marcus Rashford menjadi mimpi buruk buat Cesar Azpilicueta dkk. Pemain yang diorbitkan oleh Louis van Gaal dalam skuad utama United musim 2014-2015 itu memborong dua gol. Yakni penalti di menit ke-18 dan satu lagi di menit 67. Dua gol lainnya disumbangkan Anthony Martial (65') kemudian Daniel James (81') menggenapi kegembiraan pendukung United.
“Seperti yang saya katakan kepada anak-anak sebelum pertandingan, saat ini kami telah menemukan cara bermain seperti yang diinginkan dan filosofinya. Para pemain tinggal menjalankan dan melakukan yang sama (dengan latihan pramusim),” kata Solskjaer dikutip Manchester Evening News.
Nah, situasi yang ditemui Solskjaer yang nyetel dengan anak buahnya ini berkebalikan dengan apa yang dialami Frank Lampard dan Chelsea. Meski cuma sekali kalah di pramusim, modal tersebut tak berarti apapun di musim reguler.
Usai pertandingan Lampard mengatakan kepada Sky Sports jika timnya membayar mahal untuk kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan timnya. Selain itu periode lebih pendek Lampard bersama Chelsea ketimbang Solskjaer mengarsiteki United jadi pembeda.
“Hanya empat kesalahan dan tak lebih banyak dari itu, United bermain dengan teknik yang sangat bagus. Kami harus bangkit karena sungguh rasa itu tak membuat nyaman,” kata Lampard. “Kalau dilihat penampilan keseluruhan kami tak pantas kalah telah dengan empat gol,” tambah pelatih berusia 41 tahun itu.
Chelsea sempat mengejutkan lini belakang United saat tendangan penyerangnya Tammy Abraham mengenai tiang di menit keempat. Cuma momentum itu kemudian gagal dilanjutkan The Blues untuk menang.
Kecerobohan bek Chelsea Kurt Zouma menjadi awal petaka. Selain nyaris blunder, Zouma malah dengan berani melakukan hadangan saat penyerang United Marcus Rashford mencoba melewatinya di kotak penalti.
Di babak kedua, gelandang Paul Pogba mengorkestrasi dua gol United. Masing-masing untuk gol kedua Rashford atau gol ketiga United. Serta gol keempat United oleh pemain baru mereka Daniel James.
Menurut Daily Mail ketiga gol United di babak kedua bersumber pada satu hal. Yakni adanya celah menganga di lini belakang dan tengah Chelsea. Jorginho yang biasanya bermain sebagai benteng di depan empat bek tidak melakukan tugasnya dengan baik.
Misalnya untuk gol ketiga United. Bisa dikatakan kombinasi long pass Pogba kepada Rashford seharusnya sudah diantisipasi lini belakang. Sejak kedatangan Solskjaer Desember tahun lalu, Pogba adalah pemain paling pentingnya.
Opta menulis di ajang Premier League, Pogba terlibat sepuluh gol dan delapan assist dalam 22 penampilannya di era Solskjaer. Dan tak ada pemain lain yang lebih dominan dalam mencetak gol maupun mengirim assist selain Pogba saat Solskjaer jadi pelatih.
Football London menuliskan transisi taktik yang terlalu berani oleh Lampard juga menjadi salah satu penyebabnya. Musim lalu di bawah kendali Maurizio Sarri, Chelsea bermain selalu dengan 4-3-3. Kalaupun ada variasinya, maka yang diubah adalah nama-nama pemainnya. Dan bukan formasinya.
“Terakhir kali Chelsea memakai formasi 4-2-3-1 terjadi tiga tahun lalu. Atau musim 2016-2017 ketika tim di bawah kendali Antonio Conte,” tulis Football London. Tepatnya saat menang 4-2 atas Leicester City di putaran ketiga Piala Liga (21/9/2016).
Football London menulis salah satu pelatih Chelsea dengan pemahaman transisi taktik terbaik adalah Conte. Perubahan tiga bek yang disukai Conte tak dilakukan secara radikal pada musim perdananya.