Kabar buruk itu harus diterima saat malam takbir tiba. Djadjang Nurdjaman dipecat Persebaya Surabaya seusai hasil imbang 2-2 kontra Madura United (10/8). Bagaimana sikap Djanur setelah pemecatan itu? Berikut kutipan wawancara Djanur dengan wartawan Jawa Pos Bagus Putra Pamungkas.
Apa yang coach rasakan saat mendengar chant #DjanurOut?
Jujur saya tidak terlalu jelas mendengar saat itu. Saya hanya fokus ke lapangan.
Setelah itu, ternyata coach benar-benar dipecat. Apa sudah ada peringatan sebelumnya dari manajemen?
Itu dia yang harus diluruskan. Coba tanya ke Candra (Wahyudi). Kapan dia pernah memberi peringatan ke saya? Sama sekali enggak pernah. Kecuali ngomong melalui media. Kalau peringatan secara lisan atau surat, enggak pernah sama sekali.
Tapi, coach akhirnya tetap dipecat. Tidak protes?
Enggak lah. Saya rasa enggakperlu melakukan pembelaan. Saya terima saja. Padahal, secara statistik bisa dilihat sendiri kan. Persebaya masih di peringkat ketujuh, dan kami baru melewati 13 laga. Tidak buruk-buruk amat. Kalau dipecat ya silakan. Tapi kalau boleh dikatakan sih cukup kejam juga ya.
Dalam tujuh laga terakhir, Persebaya hanya meraih satu kemenangan. Ada apa sih?
Jujur kalau boleh saya bilang performa lini depan memang kurang bagus. Pemain asing juga begitu. Mungkin karena beberapa buruan utama gagal direkrut di bursa transfer lalu. Tapi saya sudah punya rencana pembenahan di putaran kedua. Apalagi ada David da Silva. Saya cukup optimistis. Tapi ternyata tidak lanjut.
Dipecat padahal coach optimistis masih memimpin Persebaya saat lawan Arema FC?