Karin -bukan nama sebenarnya- punya cara sendiri untuk memastikan kesetiaan suaminya. Perempuan paruh baya itu selalu memeriksa organ vital suaminya -sebut saja namanya Donwori- demi mengetahui apakah habis selingkuh atau tidak.
Memang, usia Karin di atas Donwori. Karin sudah 46 tahun, sedangkan Donwori tiga tahun lebih muda. Namun, Donwori yang berprofesi sebagai sopir tak betah terus-menerus jadi sasaran prasangka buruk istri. "Saya ini korban keganasan istri," kata Donwori di sebuah kantor pengacara yang berlokasi di samping Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabaya belum lama ini.
Donwori menuturkan, dirinya jika pulang telat langsung diperiksa oleh Karin. Sebab, Karin selalu mencurigai Donwori berselingkuh dengan perempuan lain.
“Aku mesti diperiksa dari kepala sampai kaki. Bahkan ituku mesti dicek pisan, ojok-ojok (diperiksa sekaligus, jangan-jangan, red) aku selingkuh sama perempuan lain," katanya berkeluh kesah.
Kata ‘itu’ merujuk pada organ vital Donwori. Bisa jadi Karin tahu betul kondisi onderdil suaminya jika belum bercinta.
Donwori lantas membeber cara Karin memeriksanya. Pertama, Karin memelototi Donwori dari atas sampai bawah. Karin juga mencium baju Donwori, apakah ada aroma parfum yang menempel atau tidak.
Setelah itu, Karin memeriksa seluruh kantong baji dan celana Donwori, baru melihat bagian dalamnya. "Klambi suwek kecantol paku barang ditakokno, mari diodot sopo (Baju koyak tercantol paku pun ditanyakan, habis ditarik siapa, red),” kata Donwoti.
Jika Donwori sudah lolos semua pemeriksaan itu, Karin membiarkannya berlalu. Setelah itu Donwori pun bisa tidur.
Donwori menjelaskan, Karin adalah istri pencemburu. Jika Donwori tak kunjung pulang atau telat masuk rumah, maka Karin langsung suuzan.
Karin seolah tak pernah berpikir bahwa Donwori juga punya teman yang kadang mengajak nongkrong. Namun, Donwori juga bertanya-tanya mengapa Karin bisa menerapkan prosedur pemeriksaan seperti itu.
Donwori mengaku tak pernah selingkuh. Namun, dia jadi kerap pulang telat karena tak betah dengan sikap Karin.
Gerak Donwori saat di rumah sendiri jadi terbatas. Tawa atau senyum Donwori saat melihat pesan-pesan di ponselnya pun bisa membuat Karin berang.
Karin menduga Donwori chatting dengan perempuan lain. Tak hanya itu, Karin menanyakan satu per satu nama-nama perempuan dalam kontak ponsel Donwori.
Itu saja belum membuat Karin lega. Sebab, dia juga kerap mendatangi warung tempat Donwori nongkrong bersama teman-temannya.
Jika sudah begitu, Donwori hanya bisa menahan malu karena selalu disoraki pengunjung warung. "Ehem... kate diajak lapo seh kok sampek diparani (mau diajak apa sih kok sampai didatangi, red),” begitu kira-kira ejekan pengunjung warung.
