Syanaz Nadya Winanto Putri, Petik Hikmah dari Tertahannya Tas-Tas Produknya di Bandara Rusia

- Sabtu, 10 Agustus 2019 | 14:39 WIB

Tas-tas produk Syanaz Nadya Winanto Putri dituding petugas bandara Rusia terbuat dari kulit buaya yang harganya mahal. Padahal, semua sampel produk untuk keperluan pameran itu terbuat dari kulit kambing dan sapi. Tapi, dari insiden tersebut, dia justru bisa membuka koneksi dengan pembeli potensial.

 

SHABRINA, Jakarta, Jawa Pos

 

SYANAZ Nadya Winanto Putri sedang harap-harap cemas. Senin lalu (5/8) adalah hari pertama tas Rorokenes dinilai (dikurasi) pihak Bea dan Cukai Rusia. Proses kurasi itu memakan waktu hingga 24 hari.

Semua berawal dari kedatangan Syanaz di Bandara Domodedovo, Moskow, pekan lalu (1/8). Syanaz yang datang bersama rombongan pengusaha binaan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah menghadapi masalah di bandara. Syanaz yang saat itu membawa koper dan tas besar hendak keluar dari bandara. Namun, pada saat hendak keluar, Syanaz ditahan pihak imigrasi.

Syanaz tiba-tiba disuruh mengeluarkan isi koper. Ketika itu dia membawa 10 tas kulit anyaman untuk pameran dan 50 tas berbahan karung goni untuk goodybag pengunjung pameran.

Tas-tas tersebut rencananya dia pamerkan dalam Festival Indonesia Moscow yang berlangsung hingga Minggu (4/8). Acara itu diikuti sejumlah pengusaha kreatif dari Indonesia untuk memamerkan karyanya sekaligus memperluas pasar produk ke Rusia.

Tas-tas yang dibawa Syanaz dicurigai pihak imigrasi di Moskow. Dia ditanyai dari mana tas itu berasal, terbuat dari apa, dan sejumlah pertanyaan lain. ”Saya bilang itu tas sampel untuk pameran yang nanti saya bawa pulang ke Indonesia. Bukan untuk dijual langsung di Rusia saat itu juga. Saya juga bilang itu tas dari kulit kambing dan sapi, saya buat sendiri,” paparnya.

Karena tak ada petugas imigrasi di bandara yang percaya, Syanaz lantas dibawa ke ruang khusus dan diinterogasi. Ada 15 petugas yang keluar masuk ruangan saat itu. Petugas-petugas tersebut mencurigai tas-tas yang dibawa Syanaz adalah produk premium.

Mereka menduga tas-tas itu terbuat dari kulit buaya yang harganya sangat mahal. ”Mereka bilang tas-tas saya itu sekelas Louis Vuitton, Bottega Veneta, yang harganya puluhan juta,” ujar Syanaz. Padahal, tas-tas kulit buatan Rorokenes dihargai Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta untuk yang bermotif polos dan Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta untuk yang bermotif anyaman.

Syanaz pun kaget. Dia dituduh memalsukan nilai barang yang dibawa ke Rusia. Petugas-petugas itu menuduh Syanaz berbohong karena membawa barang premium, tetapi tidak di-declare ke pemerintah setempat.

Padahal, Syanaz sudah membawa surat-surat yang lengkap. Paspor, bukti visa, surat keterangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow, packing list yang berisi daftar harga barang, surat izin dari Pemkot Semarang, company profile Rorokenes, dan surat keterangan dari Ditjen Bea dan Cukai di Indonesia sudah dibawanya.

Syanaz pun protes. Dia tak terima. Saat mengikuti pameran di Slovenia, Tiongkok, dan Austria, surat-surat tersebut selalu menjadi senjata ampuh buatnya. Tak pernah ada interogasi seperti itu.

Yang bikin stres lagi, para petugas di bandara tersebut mengaku tidak bisa berbahasa Inggris ketika Syanaz bertanya kesalahan apa yang dilakukannya. Padahal, selama hampir enam jam interogasi, petugas-petugas itu selalu bertanya dalam bahasa Inggris kepada Syanaz. Mereka juga tampak mengerti ketika Syanaz menjelaskan dalam bahasa Inggris.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X