Berkarier Bukan Alasan Tak Beri Anak ASI

- Sabtu, 10 Agustus 2019 | 14:28 WIB

Lebih dari 8 jam per hari, ibu menghabiskan waktu untuk mengasuh bayi. Empat jam di antaranya, ibu harus meluangkan waktu untuk menyusui.

 

Membangun komunikasi dan mengatur waktu sangat dibutuhkan ketika masa menyusui. Menyeimbangkan pekerjaan sehari-hari dengan aktivitas di rumah, ibu wajib hukumnya menyempatkan menyusui. Bagi mereka yang baru memiliki momongan, tentu tantangan hadir dari banyak penjuru. Terkadang pasangan maupun keluarga dengan pola asuh lama.

Maka menurut Dinari Lutfiani, koordinator Sejuta Cinta Ibu Profesional Balikpapan Raya dibutuhkan niat dibarengi dengan keyakinan, serta komunikasi. Komunikasi yang baik akan membentuk frame of reference, atau membangun cara pandang seseorang.

“Melalui komunikasi, ibu dapat menyampaikan perasaan. Jika lawan bicara tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan. Tapi cari cara lain menyampaikan pesan. Tingkatkan efektivitas komunikasi, dengan memberikan edukasi dan nalar yang tepat. Mengubah tradisi lama dan pantangan saat memberi ASI tidak mudah, tapi yakinlah bahwa Anda bisa,” ujarnya.

Memiliki pekerjaan di luar, ataupun ibu rumah tangga, sejatinya semua ibu adalah ibu pekerja. Jadi jangan jadikan pekerjaan untuk menggugurkan sebuah kewajiban dalam pemberian ASI. Di sela kesibukan pekerjaan, menjaga motivasi sebagai pejuang ASI memang tidak mudah. Dikarenakan ritme pekerjaan yang padat, memunculkan jenuh hingga rasa terbebani.

“ASI merupakan panggilan hati untuk memenuhi peran hidupnya sebagai seorang ibu. Harus ikhlas, bergairah mengerjakan tanpa mengeluh,”

Layaknya berkompetisi dengan keluarga lain, menjaga waktu menyusui ibu haruslah komitmen dan konsisten. Dan mampu menangani kompleksitas tantangan.

Bagi ibu rumah tangga, dalam waktu 12 jam per hari, 8 jam diperuntukkan mengasuh buah hati sembari mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan 4 jam, ditandai untuk waktu menyusui.

“Buatlah catatan, aturlah waktu dan patuhlah dengan waktu menyusui yang Anda buat. Dengan begitu tak perlu galau, atau khawatir. Bahkan ketika bekerja, bawalah alat pumping ASI, dan simpan dalam botol ASI yang ada,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan dr Andi Sri Juliarti mengungkapkan, ruang laktasi atau menyusui di Kota Beriman masih sedikit. Terbatas 89 ruangan yang tersebar se-Balikpapan.

Jumlah itu dinilai masih kurang. Mengingat fasilitas ini merupakan tempat pelayanan yang bersifat wajib di perkantoran. Berguna tidak hanya pegawai tapi juga bisa digunakan tamu.

Sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2015 mengenai bayi baru lahir, ibu dan anak serta peraturan wali kota mengenai pemberian ASI.

Hal itu pula yang membuat pihak Rumah Sakit Khusus Bersalin Sayang Ibu akan merenovasi ruangan laktasi yang ada, serta menambah fasilitas bank ASI agar bisa membantu kaum ibu yang kesulitan memproduksi ASI.

“Bank ASI sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang kurang lancar, sehingga bayi tidak akan kekurangan ASI lagi,” ungkap Kepala RSKB Sayang Ibu Balikpapan dr Indah Puspitasari. (lil/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X