BALIKPAPAN–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini gelombang tinggi. Berlaku sejak 9–11 Agustus 2019. Dari 34 lokasi, dua di antaranya berada dan dekat dengan wilayah Kaltim. Yakni, Balikpapan hingga Kaltara dan Selat Makassar bagian selatan.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan–Balikpapan Ibnu Sulistyono menjelaskan peluang terjadinya gelombang tinggi tersebut ada hubungannya dengan masuknya musim kemarau tahun ini. Yakni, mulai Juli hingga Oktober. “Karena sifatnya angin selatan,” ujar Ibnu (9/8).
Kondisi itu dipicu adanya tropical storm lekima 925 hektopascal (hPa) dan krosa 950 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina. Pola angin di wilayah utara ekuator, umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4–25 knot.
Sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur perairan selatan Banten, Perairan Kepulauan Sangihe–Talaud, Perairan timur Bitung–Kepulauan Sitaro, Laut Maluku, Laut Arafuru bagian utara. “Kecepatan angin ini di atas rata-rata. Mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” katanya.
Untuk di wilayah dekat Kaltim, gelombang diprediksi mencapai 1,5–2,5 meter. Namun yang patut menjadi perhatian khususnya dunia pelayaran adalah di wilayah selatan perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai selatan Bali dan Jawa. Di mana ketinggian gelombang bisa mencapai 4 meter.
“Sementara di perairan di utara Mataram dan Bali, umumnya 2 meter,” katanya. Tapi yang patut diwaspadai di utara perairan Bali hingga Pulau Jawa, di selatan NTB dan Pulau Jawa pada 12 Agustus nanti. Di mana ketinggian gelombang mencapai 3 meter.
Tak hanya di perairan, kondisi angin kencang patut diwaspadai di dunia penerbangan. Di mana angin yang mencapai 10–15 knot bisa memengaruhi proses take-off maupun landing pesawat. “Jadi memengaruhi waktu keberangkatan atau kedatangan,” ujarnya. (rdh/rom/k8)