Pakistan Terus Tekan India

- Sabtu, 10 Agustus 2019 | 13:16 WIB

Serangan Pakistan bertubi-tubi. Bakal mengusir duta besar India hingga pengharaman film Bollywood.

 

ISLAMABAD – Isu Kashmir membuat Pakistan benar-benar naik pitam. Selain mencoba berbagai strategi untuk mengancam India, mereka pun ngadu ke tetangga mereka; Tiongkok. Pemerintahan Imran Khan berharap Tiongkok bisa ikut menekan India untuk mengembalikan keputusan tersebut.

Al Jazeera melansir, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi bertolak ke Beijing untuk membicarakan isu Kashmir. Kunjungan dadakan tersebut terjadi setelah Tiongkok ikut mengecam aksi pemerintah India mencabut otonomi khusus wilayah Kashmir.

''Tiongkok adalah negara berpengaruh di level regional. Jadi, saya ingin menjelaskan langkah keji dan inkonstitusional India di Kashmir,'' ungkap Qureshi.

Sepertinya, Imran Khan sadar. Perdana Menteri India Narendra Modi dan seluruh warganya tak peduli dengan pendapat Pakistan. Toh, posisi mereka sudah berseberangan sejak awal terbentuk. Karena itu, semua tekanan dari kubu Khan tak mempan.

Pakistan sudah menembakkan beberapa peluru. Mereka sudah menyatakan bakal mengusir duta besar India, menurunkan level diplomatik, dan menangguhkan semua perdagangan bilateral. Mereka sudah menghentikan operasional kereta Samjhauta Express yang biasa bolak-balik antar dua negara tetangga.

Film-film Bollywood pun sudah diharamkan. ''Tidak ada karya sinema yang ditayangkan di layar kaca Pakistan. Baik drama, film, maupun konten apapun dari India dilarang di sini,'' ujar Firdous Ashiq Awan, penasihat pribadi Imran Khan.

Namun, India bergeming. Modi menegaskan bahwa keputusan di Kashmir merupakan urusan dalam negeri. Pakistan harusnya tak ikut campur karena India mengelola daerah kekuasaan mereka.

''Pakistan hanya ingin menggunakan otonomi khusus sebagai senjata mereka,'' ungkap Modi seperti dilansir Agence France-Presse.

Modi menegaskan, pencabutan otonomi Kashmir sangat penting bagi India. Pasalnya, wilayah tersebut dipenuhi dengan kelompok separatis dan teroris. Kondisi itu bakal berubah setelah India menangani langsung tetek bengek di wilayah bekas kerajaan itu.

''Dengan sistem ini, saya yakin Jamu dan Kahsmir akan bebas terorisme,'' tegasnya. Dalam beberapa hari terakhir, India sudah menangkap sekitar 560 tokoh masyarakat di Kashmir. Mereka antara lain profesor universitas, pebisnis, dan aktivis. Hal itulah yang membuat banyak negara asing mengecam Modi. PBB pun khawatir, ketegangan di Kashmir bisa menimbulkan krisis politik atau militer.

''Kami harap semua pihak menahan diri dan tidak membuat situasi rancu,'' ujar Sekjen PBB Antonio Guterres. (bil/jpg/dwi/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X