Lagi, Megawati Istimewakan Prabowo

- Sabtu, 10 Agustus 2019 | 13:07 WIB

DENPASAR–Hubungan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto sedang hangat-hangatnya. Saat Prabowo tidak lagi berada di arena kongres PDI Perjuangan pun, Megawati masih bisa mengekspresikan hubungan harmonisnya dengan ketua umum Partai Gerindra tersebut. Itu terlihat saat tadi malam (9/8), Megawati meninjau pameran foto di lobi Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, tempat berlangsungnya Kongres V PDI Perjuangan.

Sebanyak 25 foto yang dipamerkan tidak luput dari pandangannya. Setelah puas melirik foto satu demi satu, wartawan bertanya foto favorit Megawati. Mantan presiden RI kelima itu langsung menunjuk sebuah foto yang dipajang di bagian bawah. Cukup lama dia menunjuk foto tersebut sambil mengembangkan senyum ceria. Rupanya itulah foto dirinya bersama Prabowo. Momen itu diambil ketika Megawati menjamu Prabowo makan siang di kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, 24 Juli lalu.

Dalam foto itu, keduanya tersenyum lepas. Prabowo tampak memegang perutnya menandakan dia sudah kenyang dan sangat menikmati hasil masakan Megawati. Sementara itu, Megawati tertawa lepas melihat ke arah Prabowo. “Ini foto favorit saya,” kata Megawati sambil menunjuk foto berukuran 45 cm x 60 cm itu.

“Kenapa pilih foto itu, Bu?” tanya wartawan. “Karena Pak Prabowo menunjukkan perutnya. Kan katanya kenyang,” jawab Megawati. “Nasi goreng buatan Ibu enak ya?” tanya wartawan lagi. “Ya tidak tahu saya,” jawab Megawati. “Ibu keliatan lepas banget ekspresinya di foto itu?” tanya wartawan. “Yang mana? Yang di foto itu? Soalnya ya saya senang saja,” jawabnya lalu tersenyum lepas.

Pameran foto bertema Kepemimpinan dan Kerakyatan Bersama PDI Perjuangan itu adalah hasil karya pewarta foto. Sebanyak 25 foto dipamerkan setelah sebelumnya diseleksi dari 300 foto yang terkumpul.

Pengamat politik dari Indo Barometer M Qodari menyampaikan itu adalah sinyal kuat kedekatan Prabowo-Megawati. Tidak hanya akrab secara personal, namun bisa juga diterjemahkan dalam hubungan politik yang saling mendukung satu sama lain. “Bukan tidak mungkin nanti Prabowo akan menjalin koalisi dengan calon yang diusung PDI Perjuangan,” kata Qodari saat ditemui di lokasi kongres PDI Perjuangan di Bali.

Dukungan itu, jelas dia, bentuknya macam-macam. Bisa berbentuk kerja sama di parlemen, kerja sama di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 hingga koalisi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Saat ini, Megawati dinilai sebagai god mother bidang politik. “Sehingga wajar kalau kemudian Prabowo merapat ke Megawati,” ujarnya.

Di sisi lain, tambah dia, kini sosok yang paling potensial untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto. Nah, itu bisa melenggang, Gerindra harus menjalin hubungan harmonis dengan PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2019.

Sinyal itu juga disampaikan Megawati langsung saat menyampaikan pidato politiknya Kamis lalu (8/8). “Kalau nanti (ingin maju capres 2024) enggak tahu kapan. Tolong deketi saya ya Mas Bowo (Prabowo Subianto),” seloroh Megawati yang disambut tepuk tangan para peserta kongres.

Menurut Qodari, nasib Prabowo sebagai capres sangat bergantung pada 2022 atau 2023. Biasanya dua atau satu tahun menjelang pilpres, akan muncul sosok alternatif. Pola ini mirip seperti saat kemunculan Jokowi dalam Pilpres 2014 yang bersaing dengan Prabowo. “Jangan lupa, saat ini Prabowo adalah capres terkuat kedua setelah Jokowi. Apakah nanti ada yang muncul selain Prabowo kita tunggu saja,” imbuhnya.

Sementara itu, agenda Kongres V PDIP akan memasuki hari terakhir, hari ini (10/8). Megawati sebagai ketua umum yang terpilih secara aklamasi, hari ini, akan mengumumkan dan melantik struktur kepengurusan DPP PDI Perjuangan periode 2019–2024.

Megawati pun menyusun sendiri daftar personalia kepengurusan DPP. Sebab, oleh kongres dia didapuk sebagai formatur tunggal dalam kongres. “Ibu ketua umum terpilih sedang menyusun personalia struktur DPP. Besok (hari ini) akan dilantik,” kata Ketua Sidang Kongres V PDIP I Wayan Koster.

Dia bilang, siapa yang akan duduk dalam kepengurusan DPP lima tahun mendatang, sangat bergantung keputusan Megawati. Struktur DPP 2019–2024 pun tidak akan berubah. Tetap dibikin ramping tanpa ada penambahan bidang. Yaitu terdiri dari 27 personalia. Terdiri dari ketua umum, sekjen, dan tiga wakil sekjen, bendahara umum yang dibantu dua wakil bendahara, serta 19 kepala bidang.

Muncul spekulasi pengisi jabatan sekretaris jenderal (sekjen) bergeser. Di arena kongres kemarin, berseliweran informasi bahwa ada dua sosok yang paling berpeluang menduduki jabatan sekjen. Yaitu, Hasto Kristiyanto yang mantan sekjen periode 2014–2019 dan mantan Wakil Sekjen Ahmad Basarah. Keduanya digadang-gadang menduduki jabatan tersebut.

Dikonfirmasi terkait kabar itu, Hasto sangat irit bicara. Dia mengaku tidak akan mengomentari rumor tersebut. “Mulut saya ini dikunci untuk ngomong itu. Saya serahkan ke Bu Ketua Umum,” ujarnya lalu berlalu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X