Kemenangan Mitra Kukar atas Persatu Tuban pekan lalu tak lepas dari kecerdikan sang pelatih pelatih meramu taktik. Rotasi yang dilakukan berbuah manis saat lini depan buntu.
TENGGARONG - Mitra Kukar cukup kesulitan mencetak gol ke gawang Persatu Tuban saat bentrok di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kamis (8/8) sore. Situasi itu membuat sang juru taktik Rafael Berges Marin kesal. Setelah babak pertama selesai, pelatih asal Spanyol itu meluapkan kekesalannya di ruang ganti. Suaranya sampai terdengar sekitar lima meter dari pintu ruang ganti.
Ya, pada 45 menit pertama eks pelatih Cordoba itu lebih banyak mempercayakan tanggung jawab kepada pemain muda, terutama di lini serang. Rafli Mursalim, Hendra Adi Bayauw dan Rifan Nahumarury mendapat kesempatan tampil reguler. Secara fisik, skill dan kecepatan, ketiga pemain muda ini cukup baik. Hanya, penyelesaian akhir masih jadi kendala.
Di paruh kedua, Rafa coba bereksperimen dengan memainkan pemain senior. Arif Suyono ditugaskan menggantikan peran Rifan Nahumarury. Sedangkan Andre Agustiar menggantikan Ahmad Bustomi, sedangkan Rishadi Fauzi didapuk sebagai pengganti Rafli sebagai juru gedor.
Menariknya, setelah masuknya ketiga pemain ini ritme permainan Naga Mekes lebih baik. Keputusan memainkan Arif Suyono cukup tepat. Meski tak lagi muda, Keceng sapaan karib Arif memiliki kecerdasan. Pengalamannya menjadi pembeda pada laga tersebut. Dia berhasil mengirimkan umpan yang dieksekusi dengan baik oleh Rishadi Fauzi menit 83.
“Arif pemain bagus, dia punya pengalaman. Dia membuktikannya dengan membuat assist,” kata Rafa.
Kecerdikan Rafa melakukan rotasi tak perlu diragukan lagi. Termasuk saat memutuskan menggantikan Rafli dengan Rishadi. Pada saat itu dia melihat Rafli bermain dengan emosi. Tak ingin anak asuhnya mendapat kartu kuning kedua, dia lantas menarik Rafli.
“Semua pemain sudah bermain maksimal. Tapi saya harus membuat keputusan tepat, saya senang akhirnya bisa memenangkan pertandingan. Ini sangat penting bagi kami,” pungkasnya. (don/abi2)