Cahaya kuning terang menyembul dari celah dinding. Nurul, terbangun dari tidur. Di luar rumah, tetangganya bersahutan keras. Api berkobar hebat dini hari kemarin (8/8) di Jalan Ahmad Yani, RT 17, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang.
NURUL menatap tajam ke sisa puing bangunan yang terbakar habis. Disewanya sejak setahun lalu. Perantauan asal Madura itu baru setahun. Dini hari kemarin, api mengamuk hebat. Enam bangunan dilahap. Nurul hanya bisa mengelus dada. Beruntung bersama keluarganya selamat dari kejadian itu. “Saya tidur,” ucapnya dengan nada memelas. “Ada yang teriak minta tolong, makanya saya terbangun,” sambungnya. Dia menarik istrinya keluar.
“Lari, cepat. Ada api,” pekiknya. Hanya mengenakan baju di badan, tanpa sempat menyelamatkan harta benda, dia keluar.
Warga sempat memadamkan api dengan peralatan seadanya. “Saya coba memadamkan pakai ember, tapi enggak kuat. Asap tebal langsung lari,” ucap pria yang ditemui sedang bersandar di pelataran rumah tetangganya.
Harta benda yang dikumpulkan selama setahun dari hasil kerjanya, habis tak tersisa. “Istri hanya sempat ambil handphone (HP) dan dompet saya saja,” akunya.
Warga yang menjadi korban kebakaran, sementara tinggal di rumah tetangga. “Menumpang di rumah Pak Aulia. Enggak punya tempat tinggal lain,” ucapnya dengan nada lesu.
Bak sudah jatuh tertimpa tangga. Dua bulan lalu juga jadi korban banjir besar yang melanda ibu kota Kaltim. Kini rumah yang disewanya harus hilang dilahap si jago merah.
Nurul dan warga yang menjadi korban mengharapkan bantuan pemerintah atas musibah yang terjadi. Para korban berharap, mendapat bantuan untuk tempat tinggal. “Kan enggak enak tinggal di rumah tetangga terus,” pungkasnya.
Kapolsek Sungai Pinang Kompol Nono Rusmana menuturkan, timnya sudah menghimpun data dan meminta keterangan saksi yang ada di sekitar lokasi. “Semuanya dalam penyelidikan,” singkatnya. (*/LJKPdad/dra/dns/k8)
