Gali Potensi Ekspor dari Pertanian

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 10:01 WIB

SAMARINDA-Nilai ekspor Kaltim periode Januari-Juni 2019 mencapai USD 8,23 miliar, atau turun 8,82 persen dibanding periode yang sama pada 2018. Saat ini, dari seluruh ekspor Kaltim 92,10 persen masih didominasi oleh bahan bakar mineral dan batu bara.

Pelemahan sektor tersebut secara otomatis langsung membuat nilai ekspor Kaltim menurun. Bumi Etam dinilai sudah harus menggeser dominasi tersebut kepada sektor yang lebih terbarukan, seperti komoditas pertanian.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Badan Karantina Pertanian (Barantan) Samarinda Agus Sunanto mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian melalui pihaknya kembali melepas hasil olahan turunan kelapa sawit, yaitu  palm kernel expeller (PKE) sebanyak 1.996 ton, atau senilai  Rp 2,23 miliar tujuan Vietnam.

“Kami terus menggencarkan ekspor komoditas pertanian asal Kaltim,” ujarnya saat lepas ekspor di Kantor Badan Karantina Pertanian, Jalan PM Noor Samarinda, kemarin (8/8).

Dia menjelaskan, selain PKE pihaknya berhasil mengekspor komoditas primadona Kaltim,  yaitu hasil olahan kayu veneer kruing sejumlah 67.162 m3 atau senilai Rp 602 juta tujuan India, dan beberapa komoditas lainnya. Menurut Agus, masih banyak potensi pertanian di Samarinda yang bisa diekspor.

“Saat ini, turut diekspor lada biji sebanyak 5 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 476 juta dengan tujuan ekspor ke Vietnam,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Karantina Pertanian Samarinda sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian berperan tingkatkan akselerasi ekspor, dengan berikan layanan tercepat dan fasilitasi phytosanitary certificate (PC). Dengan pelayanan yang lebih cepat dari Badan Karantina Samarinda, diharapkan bisa meningkatkan akselerasi ekspor Kaltim hingga dua kali lipat dari saat ini.

Berdasarkan data sistem Indonesian quarantine full automation system (IQFAST) Karantina Pertanian Samarinda sepanjang 2018 tercatat melakukan sebanyak 266 kali ekspor dengan nilai mencapai Rp 82,42 miliar. Sedangkan periode Januari hingga Juli 2019, tercatat total nilai ekspor telah mencapai Rp 57,21 miliar.

Ditemui bersamaan, Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono mengatakan, potensi ekspor Kaltim sangat banyak. Bumi Etam memiliki beragam komoditas pertanian unggulan untuk diekspor. Berbagai komoditas unggulan seperti hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji dan produk olahan turunan kelapa sawit telah rutin di ekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat.

“Sebenarnya masih banyak potensi lain yang belum digarap,” tuturnya.

Utamanya komoditas pertanian dan bahan asal hewan, tambahnya, namun saat ini belum dapat diekspor langsung dari Samarinda, seperti pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar serta taring babi asal Kubar.

“Kami berharap, potensi-potensi ekspor ini ke depan bisa dimaksimalkan. Hal itu tentunya agar nilai ekspor Kaltim terus meningkat dan tidak bergantung kepada ekspor pertambangan dan penggalian,” pungkasnya. (*/ctr/tom)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X