Swasembada Pangan lewat Diversifikasi

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 10:00 WIB

SAMARINDA-Produksi beras di Benua Etam pada 2018 mencapai 257.319 ton, sedangkan tingkat kebutuhannya mencapai 327.628 ton. Dengan kata lain, Kaltim baru bisa memenuhi sekitar 78,54 persen. Atau masih defisit 70.309 ton beras. Sedangkan sisa kebutuhan beras Kaltim masih didatangkan dari luar daerah. Diversifikasi pangan dibutuhkan agar Kaltim tak bergantung kepada produksi beras.

Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim Ibrahim mengatakan, produksi beras di Kaltim ditargetkan meningkat 10 persen setiap tahun. Sedangkan jumlah penduduk meningkat hingga 2,3 persen per tahun. Sehingga targetnya pada 2023 kaltim sudah bisa swasembada.

“Meskipun produksi meningkat, masyarakat juga harus diversifikasi pangan untuk membantu menuju swasembada lewat penurunan kebutuhan beras,” katanya.

Program diversifikasi pangan sudah disosialisasikan melalui berbagai kegiatan seperti lomba kuliner nonberas. Salah satunya lomba cipta menu atau festival pangan lokal beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) yang berlangsung di Lamin Etam, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Kamis (8/8).

Lewat lomba ini, diharapkan bisa mendorong penerapan konsumsi pangan beragam dengan memanfaatkan olahan pangan lokal. Selain itu, lomba ini bisa mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengembangan olahan pangan lokal yang bernilai komersial.

“Penerapan diversifikasi pangan memang masih sulit karena kebiasaan masyarakat sulit diubah,” ujarnya.

Dia menjelaskan, meskipun masih sulit penerapannya, Kaltim tetap harus berusaha mengurangi konsumsi beras. Karena, diversifikasi pangan merupakan salah satu cara menuju swasembada beras, dengan mengurangi konsumsi beras agar total konsumsi tidak melebihi produksi.

“Sehingga selain terus mendongkrak produktivitas, masyarakat juga harus menjalankan program diversifikasi pangan dan gizi,” tuturnya.

Ia menjelaskan, Festival Pangan Lokal B2SA diikuti seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Berbagai kota menggunakan pangan yang produksinya surplus di daerahnya. Seperti Berau yang berkontribusi 65,84 persen dari 112.522 ton total produksi jagung Kaltim.

“Berau masih menjadi lumbung jagung Kaltim, sehingga komoditas ini bisa dijadikan makanan pokok selain beras. Begitu juga daerah lainnya,” ungkapnya.

Dia mengatakan, swasembada pangan tidak hanya surplusnya produksi beras. Tapi bagaimana Kaltim bisa memenuhi kebutuhannya pangannya sendiri. Sehingga bisa lewat, sukun, singkong, ubi, dan lainnya.

“Dalam mengatasi dan mengantisipasi persoalan kekurangan pangan di daerah diversifikasi pangan mutlak dibutuhkan Kaltim,” pungkasnya. (*/ctr/tom)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X